Ambon - Warga di Desa Passo, Kecamatan Baguala Ambon, Maluku, Senin 21 Oktober 2019, heboh dengan kejadian unik. Sumur milik seorang warga desa tersebut, tiba-tiba mendidih dan bergelembung.
Meski mendidih, namun airnya tidak panas dan tidak berbau. Itu kemudian membuat warga setempat terheran-heran.
Pemuda Desa Passo, Edy mengatakan, kejadian air mendidih di sumur bukan baru pertama, tetapi sudah ke empat kali ditambah kejadian pada Senin 21 Oktober ini.
Dia mengatakan, air yang mendidih itu tak berlangsung terus- menerus. Durasi mendidih biasanya 10 hingga 50 menit dalam empat kali kejadian.
"Kita belum tahu penyebab pastinya. Tetapi air mendidih di sumur milik Oyen Lukmetiable sudah terjadi empat kali," kata Edy.
Sumur air mendidih pertama kali muncul dua minggu sebelum gempa bumi dengan magnitudo 6,2 mengguncang wilayah Ambon dan sekitarnya pada 26 November 2019.
Setelah tekanannya normal, ya akan hilang gejalanya
"Kalau air sumur mendidih serupa, saat dua hari jelang gempa bermagnitudo 6,2. Itu yang kedua kalinya," jelasnya.
Sedangkan ketiga kalinya, satu minggu sebelum gempa bumi bermagnitudo 2,2 kembali mengguncang Ambon dan sekitarnya. Dan kali ini untuk yang keempat kalinya.
Eddy mengatakan, air yang mendidih dan tidak bau itu pernah dipakai warga untuk mandi, namun tidak ada rasa panas.
Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Nugroho Dwi Hananto mengatakan, diduga air yang mendidih itu akibat ada mata air baru di sumur tersebut. Mengingat Ambon sempat diguncang gempa bumi, dipastikan sumur mengalami retak-retak.
Dari situ, kata dia bisa menimbulkan tekanan udara sehingga membuat kondisi itu terjadi. Itu dikuatkan juga air tidak panas.
"Kalau dilihat dari suhu air sumurnya tidak bisa dibilang mendidih, karena suhunya normal saja," kata Nugroho, dihubungi terpisah.
Menurut dia, bisa jadi di bawah sumur ada retakan kecil, lalu keluar udara dari dalam tanah karena tekanan yang meningkat. "Setelah tekanannya normal, ya akan hilang gejalanya," jelasnya.
Dia menyebut, kejadian sumur itu tidak perlu dikaitkan dengan pertanda akan ada gempa besar.
Pasalnya, saat ini siklus gempa berdasarkan data dari BMKG menunjukkan kecenderungan telah berkurang, baik dari sisi intensitas maupun kekuatannya.[]