Padang - Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas (Unand) Padang, bakal melahirkan teknologi untuk peningkatan nilai jual gambir di Sumatera Barat.
Kita tingkatkan nilai guna dan nilai jual melalui ilmu pengetahuan. Pasarnya kita upayakan ke luar negeri.
"Teknologi ini bisa menjadikan harga gambir meningkat. Jika harga gambir saat ini Rp 20 ribu, maka bisa menjadi Rp 5 juta," kata Ketua LPPM Unand, Uyung Gatot S Dinata, Kamis 16 Januari 2020.
Saat ini, kata Uyung, pihaknya sedang merancang teknologi mesin pengeringan gambir tersebut. Suhu mesin pengeringan gambir dirancang tidak panas, sehingga zat katekinnya menjadi 90 persen.
Selama ini, proses pengeringan gambir dijemur dalam suhu panas (memanfaatkan panas matahari). Jika teknologi ini berhasil, direncanakan juga dapat dicloning oleh tiap-tiap nagari penghasil gambir di Sumbar. Sehingga petani tidak lagi menjual dengan harga murah kepada pembeli atau agennya.
"Kami optimis upaya itu tercapai. Saat ini dalam proses. Februari kami akan launcing teaching industri gambir ini," katanya.
Ada dua zat dalam gambir yang bernilai jual tinggi, yakni katekin dan tanin. Katekin bisa digunakan untuk kosmetik dan antioksida. Sedangkan tanin bisa untuk pewarna, batik, dan penyamakan kulit.
"Kita tingkatkan nilai guna dan nilai jual melalui ilmu pengetahuan. Pasarnya kita upayakan ke luar negeri," katanya. []