Ukraina Semakin Dekat untuk Bergabung Jadi Anggota Uni Eropa

Ukraina semakin dekat bergabung dengan Uni Eropa sementara para pemimpin menyetujui dimulainya pembicaraan keanggotaannya
Bendera Uni Eropa dan Ukraina berkibar di luar Gedung Parlemen Eropa, Selasa, 8 Maret 2022 di Strasbourg, Prancis timur. (Foto: voaindonesia.com/AP/Pascal Bastien)

TAGAR.id – Ukraina semakin dekat bergabung dengan Uni Eropa sementara para pemimpin menyetujui dimulainya pembicaraan keanggotaannya. Tetapi, dana untuk meneruskan perlawanannya terhadap Rusia menghadapi hambatan akibat kehadiran seorang presiden yang adalah sekutu Rusia di dalam Uni Eropa. Arash Arabasadi melaporkannya untuk VOA.

Para pekerja penyelamat melawan api di kawasan Odesa, Ukraina, setelah sebuah drone yang ditembak jatuh menimbulkan kebakaran di sebuah daerah perumahan. AU Ukraina mengatakan telah menghancurkan 20 drone Rusia tadi malam. Dan gubernur di kawasan itu mengatakan, ini adalah serangan udara Rusia ketiga selama minggu lalu.

Sementara Ukraina bersiap-siap menghadapi musim dingin saat berperang melawan Rusia, para pemimpin Eropa bertemu akhir minggu lalu di Brussels guna membahas permohonan Ukraina untuk menjadi anggota Uni Eropa.

Presiden Dewan Eropa Charles Michel mengatakan, “Dua puluh enam negara anggota memutuskan mendukung proposal untuk mengkaji kerangka kerja multi-tahunan. Dua puluh enam tidak cukup untuk membuat sebuah keputusan yang mengikat secara hukum.”

Uni Eropa terdiri dari 27 negara, dan kesemuanya harus menyetujui negara lain yang ingin bergabung.

Satu-satunya pemimpin negara yang menghambat keanggotaan Ukraina adalah Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban, yang merupakan sekutu terkuat Presiden Rusia Vladimir Putin.

PM Hongaria Viktor OrbanPM Hongaria, Viktor Orban, berpidato di depan parlemen di Budapest, Hongaria, 13 Desember 2023. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Bernadett Szabo)

Setelah terjadi apa yang digambarkan sebagai sebuah kemacetan di Brussels, Kanselir Jerman Olaf Schulz mengatakan, dia mengusulkan agar Orban keluar ruangan sementara ke-26 negara lainnya membahas sebuah paket bantuan senilai 50 miliar Euro untuk Ukraina.

Prakarsa bantuan ini juga tidak mendapat dukungan dari Orban. Orban segera pergi ke media sosial dan menyebut keputusan itu sebagai “tidak masuk akal dan salah” serta menambahkan “Hongaria tidak akan mengubah posisinya.”

Meskipun gagal mencapai dukungan dalam pertemuan di Brussels, para pemimpin Eropa tetap mengungkapkan harapan bagi masa depan Ukraina.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, “Kami bekerja keras, sudah tentu, untuk mencapai hasil yang disepakati 27 negara anggota. Tetapi saya rasa sekarang perlu peninjauan opsi-opsi berpotensi agar tercapai solusi operasional seandainya sebuah persetujuan 27 negara tidak dimungkinkan.”

KTT di Brussels ini bersamaan dengan konferensi pers akhir tahun Putin di Moskow. Presiden Rusia itu yang baru-baru ini mengungkapkan keinginannya untuk berkuasa satu masa jabatan lagi di Kremlin, mengatakan, bantuan finansial yang diperoleh Ukraina akan segera berakhir dan dia meramalkan perpecahan di dalam Uni Eropa dan kongres AS.

Sementara para pemimpin dunia melanjutkan perdebatan tentang paket bantuan dan masa depan keanggotaan Ukraina di Uni Eropa pada Januari, sebuah serangan drone di kawasan Kherson mengingatkan bahwa perang musim dingin ini akan berlangsung, dengan atau tanpa bantuan pendanaan dari Barat. (jm/lt)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Pejabat Tinggi Uni Eropa Ingatkan Risiko Keamanan Sangat Besar di Eropa Selama Liburan Natal 2023
Peringatan itu muncul ketika penyelidik Perancis menyelidiki serangan akhir pekan yang fatal di dekat Menara Eiffel di Paris, Prancis