AS Ingatkan Serangan Nuklir Korut akan Akhiri Rezim Kim Jong Un

Serangan nuklir apapun terhadap AS atau sekutunya "tidak dapat diterima dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim (Kim Jong) Un
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menghadiri apa yang dilaporkan media pemerintah sebagai upacara peluncuran kapal selam serang nuklir taktis baru di Korea Utara, 8 September 2023. (Foto: voaindonesia.com/KCNA via REUTERS)

TAGAR.id - Amerika Serikat (AS) memperingatkan Korea Utara (Korut) bahwa serangan nuklir apapun terhadap negaranya atau sekutunya "tidak dapat diterima dan akan mengakibatkan berakhirnya rezim (Kim Jong) Un.” Ancaman tersebut tertuang dalam sebuah pernyataan gabungan AS-Korea Selatan pada Sabtu (16/12/2023).

“Pihak AS menegaskan kembali bahwa setiap serangan nuklir yang dilakukan DPRK terhadap Korea Selatan akan ditanggapi dengan respons yang cepat, luar biasa, dan tegas,” kata pernyataan itu. DPRK adalah Republik Rakyat Demokratik Korea yang merupakan nama lain dari Korea Utara.

Pertemuan kedua Kelompok Konsultatif Nuklir (Korea Nuclear Consultative Group/NCG) AS-Republik Korea di Washington pada Jumat (15/12/2023) digelar untuk melakukan pembicaraan mengenai pencegahan nuklir.

Hal tersebut merupakan bagian dari komitmen kedua negara untuk berbagi lebih banyak wawasan mengenai perencanaan jika terjadi konflik dengan Korea Utara. Pyongyang telah mengembangkan dan menguji serangkaian rudal balistik yang dapat mencapai sasaran di Korea Selatan, Jepang, dan daratan AS.

Kim Tae-hyo, wakil penasihat keamanan nasional Korea Selatan mengatakan pada Jumat (15/12) bahwa Korea Utara mungkin akan melakukan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua pada bulan ini. Peluncuran itu dianggap sebagai ancaman nuklir terlepas dari jangkauannya karena dapat membawa hulu ledak nuklir.

Pertemuan NCG ketiga akan diadakan di Korea Selatan pada musim panas mendatang. (ah/ft)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Rakyat Korea Selatan Ikut Latihan Kesiagaan Melawan Ancaman Korea Utara
Latihan militer musim panas tahunan ini secara unik menggabungkan latihan perang AS dan Korsel ini dengan keterlibatan pemerintah