Uang Ditahan Koperasi, Pensiunan Guru Gelar Aksi

Pensiunan guru SD se Kecamatan Tanjung Morawa kembali menggelar aksi protes meminta dana simpanan pensiun yang ditahan koperasi.
Pensiunan guru ketika berada di Kantor Dinas Koperasi Kabupaten Deli Serdang.(foto : Tagar/Reza Pahlevi)

Deli Serdang - Pensiunan guru SD se Kecamatan Tanjung Morawa kembali menggelar aksi protes dengan mendatangi kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang. Mereka meminta Kepala Dinas membantu pencairan dana simpanan pensiun yang ditahan koperasi. 

Puluhan guru purna bakti peserta aksi, meminta agar uang simpanan mereka selama 20 sampai 30 tahun di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Guru Sejahtera Kecamatan Tanjung Morawa atau (Gustamor) segera diberikan.

"Kami pensiunan guru se Kecamatan Tanjung Morawa datang ke sini (Dinas Pendidikan) Kabupaten Deli Serdang ingin bertemu dengan Bapak Kepala Dinas atau sekretaris, kami ingin meminta agar dinas bisa membantu kami," kata guru purna bakti yang enggan menyebut identitasnya kepada wartawan di Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, Rabu 7 Agustus 2019.

"Uang kami di KPRI Gustamor tidak kunjung diberikan, padahal kami sudah lama pensiun. Aturannya, setiap guru pegawai yang pensiun, uang simpanan di koperasi ini harusnya langsung dikeluarkan," kata dia lagi.

Uang kami di KPRI Gustamor tidak kunjung diberikan, padahal kami sudah lama pensiun.

Sebelumnya, puluhan pensiunan guru ini sudah pernah mendatangi kantor Disdik Kabupaten Deli Serdang. Akan tetapi niat ingin menyampaikan aspirasi kepada kepala dinas kandas, sebab pimpinan di dinas ini tidak berada dikantor.

"Senin 5 Agustus 2019 kami sudah datang, tapi, Kadis Pendidikan tidak ada dikantor, makanya kami kembali datang, tetapi bapak kadis juga tidak ada dikantor. Kami mau berjumpa langsung dengan bapak kadis," ucap salah seorang peserta aksi.

Memperjuangkan agar mendapatkan hak, puluhan pensiunan guru ini juga sudah mendatangi kantor Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menegah serta KPRI tingkat Kabupaten Deli Serdang. Akan tetapi belum membuahkan hasil.

"Kalau di dinas koperasi, kami pensiunan guru diterima kepala dinas dan sekretaris, mereka mengaku akan memanggil pengurus KPRI Gustamor, dimana masalahnya sehingga uang simpanan kami belum dicairkan juga. Sedangkan di KPRI Kabupaten Deli Serdang kami hanya memberikan surat," ujarnya.

Selain itu, pensiunan guru juga mendatangi kantor Bupati Deli Serdang. Berniat ketemu bupati maupun wakil bupati. Akan tetapi mereka terganjal dengan aturan dan mekanisme penjaga gedung.

"Kami tidak bisa jumpa bapak bupati atau bapak wakil bupati, padahal kami ingin jumpa mereka, karena tidak bisa jumpa, kami hanya memberikan surat keluhan kami guru purna bakti, agar uang simpanan kami di KPRI Gustamor segera di cairkan. Itu hak kami," kata dia.

Jika masalah tak kunjung selesai, mereka mengancam akan kembali mendatangi kantor Disdik Kabupaten Deli Serdang, sampai diberikan kesempatan bertemu langsung dengan kepala dinas. Bahkan mereka juga mengancam akan melaporkan perkara ini kepada pihak penegak hukum.

"Semoga masalah kami bisa diselesaikan, uang kami hampir rata rata berkisar Rp 5 sampai Rp 6 juta," kata pensiunan guru.

Puluhan mantan Aparatur Sipil Negara lanjut usia ini mengharapkan agar uang simpanan selama aktif berdinas sebagai guru yang ada di Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Guru Sejahtera Kecamatan Tanjung Morawa atau (Gustamor) segera diberikan.

"Saya sudah lupa berapa lama gaji saya dipotong, setiap SK guru yang ditempatkan atau ditugaskan di Kecamatan Tanjung, harus masuk ke KPRI Gustamor, dulunya gaji kami dipotong KPRI Gustamor sebesar Rp 5 ribu, lalu naik Rp 10 ribu dan terakhir Rp 20 ribu, sebagian besar pensiunan guru sudah dipotong gajinya selama dua puluh sampai 30 tahun, selama aktif, selalu dipotong," ujar guru pensiunan.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang, Miska Gewasari ketika dikonfirmasi wartawan via selularnya mengaku belum mendapatkan informasi adanya pengaduan pensiunan guru di Kecamatan Tanjung Morawa.

"Terimakasih informasinya. Mohon maaf, saya belum dapat informasi terkait hal tersebut. Saya akan konfirmasi terlebih dahulu ke Kordinator Kecamatan terkait hal tersebut, seperti apa mekanisme yang seharusnya," kata Miska.

Baca juga:

Berita terkait
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya