Jakarta - Gaya hidup hemat tidak melulu diartikan orang tersebut pelit atau terlalu perhitungan. Dari pengertiannya saja sudah berbeda, menurut KBBI, hemat itu berhati-hati dalam membelanjakan uang dan sebagainya. Sedangkan pelit disebut pula kikir, seseorang yang tidak mau memberi.
Dalam pengaturan keuangan yang harus dimiliki individu itu adalah gaya hidup hemat tanpa mengesampingkan nilai suatu barang atau jasa atau mengedepankan kualitas dan mengesampingkan kesenangan sementara untuk masa depan. Caranya bisa dengan diinvestasikan ke produk yang sesuai dengan pengeluaran Anda.
Ternyata gaya hidup hemat ini bernama frugal living yaitu berhemat dengan menunda kesenangan sekarang untuk mendapatkan kesenangan di masa depan dan bebas finansial, begitu menurut Lolita Setyawati, seorang financial educator.
Beberapa tokoh terkenal telah menerapkan gaya hidup ini, seperti Cinta Laura, Raditya Dika, Mark Zuckerberg, Ed Sheeren, Desi Anwar, dan lain-lain. Penerapan frugal living bukan berarti seseorang itu mengikuti tren yang ada, tetapi memang benar ada manfaatnya terutama bagi pengaturan keuangan seseorang.
Kebiasaan hidup hemat erat kaitannya dengan membatasi pengeluaran seseorang. Maka tidak mengherankan jika frugal living membantu seseorang mendapatkan kualias keuangan yang baik. Lebih memaksimalkan fungsi daripada jumlahnya.
Frugal living harus memenuhi 2 unsur dalam penerapannya yaitu unsur butuh dan unsur hemat. Tentukan prioritas pada sesuatu yang bermanfaat dan menambah nilai bagi penggunanya. Dengan begitu dibutuhkan catatan anggaran, mana keinginan dan mana kebutuhan, melepas barang yang tidak digunakan lagi, cerdas dalam berbelanja serta bersahabat dengan promo dan diskon.
Selain tujuan keuangan dapat tercapai, penerapan gaya hidup frugal living dapat memberi manfaat dalam hal berikut ini.
Menghemat sumber daya
Hidup yang hemat dan mengedepankan prioritas sesuai kebutuhan dapat mengurangi limbah. Saat ini maraknya merek pakaian yang menjual fast fashion yaitu produksi barang yang terlalu banyak dan tidak mudah untuk didaur ulang bahannya.
Hal ini disebabkan oleh perputaran tren busana yang cukup cepat. Apalagi pecinta mode kerap kali mengikuti atau terinspirasi dari negara barat yang berganti gaya pakaian sesuai musim yang berjumlah 4, sehingga penikmat dunia mode terpaksa mengikuti pergantian tren itu.
Menghemat waktu
Saat memiliki barang yang banyak, Anda terpaksa harus menyisihkan waktu dan energi untuk merapihkannya dan membersihkannya. Keadaan seperti itu cukup menguras waktu, misalnya saat Anda hendak pergi ke pernikahan, jika memiliki baju yang banyak Anda memerlukan waktu untuk memilih pakaian, mencobanya, lalu merapikannya lagi.
Tentu akan berbeda jika Anda mencoba hidup minimalis dengan dikelilingi barang yang memang dibutuhkan dan kualitasnya tahan lama. Dengan begitu, Anda bisa fokus kepada aspek hidup yang lebih bermanfaat.
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga
- Profil Elon Musk, Konglomerat Dunia Pendiri Tesla
- Profil Bill Gates, Konglomerat Dunia Pendiri Microsoft
- Profil Thomas Rowe Price Jr, Sang Pelopor Growth Investing
- Profil Baim Wong, YouTuber Dermawan Pembagi Rezeki