Tuhan Berpihak pada Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi dalam Pilpres 2019?

Tuhan berpihak pada Jokowi-Ma'ruf Amin atau Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019?
Jokowi-Ma'ruf vs Prabowo-Sandi. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jember, (Tagar 1/4/2019) - Ia seorang lelaki berusia 69 tahun, tinggal di Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur. Ia memiliki nama yang tidak biasa, unik, yaitu Tuhan.

Tuhan seperti warga negara Indonesia pada umumnya, juga ikut memilih presiden dan wakil presiden. Ia mengaku tak pernah golput. Selalu menggunakan hak pilih dalam pemilu. 

Begitu pula pada 17 April 2019 nanti, ia memastikan akan mencoblos nama-nama yang jadi pilihan hatinya. Namun, ia tidak mengungkapkan kepada siapa akan berpihak. Apakah berpihak pada Jokowi-Ma'ruf atau Prabowo-Sandi. Tuhan memilih rahasia, menyimpan sendiri pilihan hatinya.

"Saya selalu menyempatkan datang ke TPS untuk mencoblos setiap ada pemilu dan biasanya saya datang pagi-pagi sekali sebelum bekerja menjadi buruh tani di sawah. Petugas sudah tahu dan mereka datang lebih pagi juga," kata Tuhan pada Antara.

Ia mengatakan, walau sakit sekalipun tak pernah melewatkan kesempatan untuk mencoblos dalam pemilu, karena menurutnya satu suara yang diberikan warga sangat berarti untuk masa depan yang lebih baik dan hal itu dilakukan merupakan kewajiban sebagai warga negara.

Tuhan juga mengatakan dirinya datang ke tempat pemungutan suara atas kemauan sendiri, bukan dipaksa. Ia sadar pilihannya sesuai hati nurani. Saat berada di dalam bilik suara, ia akan mencoblos sesuai petunjuk sah surat suara yang pernah disosialisasikan dari penyelenggara pemilu.

Selain capres-cawapres pilihan, Tuhan juga mengaku sudah punya pilihan anggota DPRD Jember berdasarkan informasi yang didapatnya dari pengajian dan anaknya. Namun untuk DPR, DPRD Provinsi Jatim, dan DPD masih belum memiliki pilihan.

Ia juga meminta kedua putrinya yang sudah berkeluarga untuk menyalurkan hak pilihnya dan melarang keras untuk tidak memilih (golput) karena tindakan itu dinilai tidak baik untuk menyukseskan pemilu, sehingga kedua putri dan menantunya juga mengikuti arahan Tuhan untuk menyalurkan hak suaranya di TPS tanpa ada paksaan dan dengan kesadaran penuh.

Buruh Tani yang Buta Aksara

Farida anak pertama Tuhan mengatakan bapaknya selalu datang ke TPS setiap pemilu, dan petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) juga mafhum kalau Tuhan selalu hadir di TPS lebih awal sebelum bekerja di sawah.

Meski hanya setahun mengenyam pendidikan dan masih buta aksara, lanjut dia, kesadaran politik bapaknya untuk menyalurkan hak suaranya di TPS sangat tinggi dan patut diapresiasi dalam menyukseskan pemilu karena setiap pesta demokrasi tidak pernah golput dan selalu mengajak keluarga dan tetangganya untuk datang ke TPS.

Tuhan sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, mencari rumput untuk dua ekor sapi milik tetangganya. Ia berangkat pagi-pagi untuk bekerja di sawah atau ladang orang lain. Ia bekerja tanpa mengeluh, menerima bayaran berapa pun yang diberikan pemilik lahan kepadanya.

Meski hanya sebagai buruh tani yang tidak memiliki lahan, bapak dua anak ini tetap berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarganya dan dibantu dengan istrinya yang juga sebagai buruh tani. 

Tuhan mengaku hanya mengenyam pendidikan satu tahun di bangku sekolah dasar saat itu dan tidak meneruskan sekolah karena persoalan biaya, sehingga ia tidak bisa membaca dan menulis. Ia hanya membubuhkan cap jempol ketika mengurusi administrasi kependudukan dan lainnya.

Kendati buta aksara, ia aktif mengikuti kegiatan di lingkungannya, seperti pengajian dan kegiatan RT atau RW di lingkungan setempat. 

KTP TuhanTuhan (69) warga Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menunjukkan KTP-nya. (Foto: Antara)

Tentang Nama Tuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Tuhan adalah sesuatu yang diyakini, dipuja, dan sesuatu yang disembah oleh manusia sebagai Yang Maha Kuasa. Sedangkan kata Tuhan berasal dari Bahasa Sansekerta, yakni Tuh Hyang, yang memiliki arti roh atau dewa yang memiliki posisi tertinggi dalam kayangan atau surga.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, jagad maya dan media massa diramaikan oleh kenyataan bahwa kata Tuhan dijadikan nama seseorang. Warga yang memiliki nama Tuhan dan sempat menjadi viral di media sosial itu, salah satunya adalah warga yang tinggal di Kelurahan Slawu, Kecamatan Patrang, Kabupaten Jember, Jawa Timur

Memiliki nama unik yang diberikan oleh orang tuanya sejak lahir merupakan kebanggaan tersendiri bagi Tuhan (69).

Meski nama aslinya bernama Tuhan, namun tetangganya sering kali memanggilnya dengan nama Pak Farida karena anak pertamanya bernama Farida atau Pucit yang merupakan panggilannya sejak kecil di kampung halaman asalnya di Kelurahan Gebang, Kecamatan Patrang.

Pucit yang lahir 26 September 1950 itu tidak lagi dipanggil Tuhan setelah menikah dengan Misnawati (58) dan memiliki dua anak yang bernama Farida dan Siti Romlah Handayani. Bahkan saat ini jarang orang tahu kalau namanya Tuhan, seperti yang tertera di kartu tanda penduduk (KTP).

Ia juga tidak mengerti mengapa orangtuanya memberikan nama Tuhan yang artinya sang pencipta karena pria yang bekerja sebagai buruh tani itu juga tidak pernah bertanya tentang pemberian nama itu saat kedua orangtuanya masih hidup, bahkan ketiga kakaknya yang memiliki nama Mapuk, Ami, dan Sahari juga tidak pernah memberitahunya asal usul kedua orangtuanya memberi nama tersebut.

Tuhan meyakini bahwa orangtuanya memiliki keinginan baik dan tujuan yang mulia dengan memberikan nama tersebut kepadanya dengan harapan bisa menjalani kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik, serta menjalankan ibadah sesuai syariat Islam dengan tekun.

Ia mengaku tidak punya beban menyandang nama Tuhan yang diberikan orangtuanya karena selama ini tidak pernah ada orang mencibirnya atau mempersoalkan dengan nama yang dimilikinya, bahkan ia berusaha menjalani hidup dengan cara sederhana, giat bekerja, selalu menolong orang lain dan beribadah sesuai agama Islam.

Enam Nama Tuhan

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jember mencatat enam nama "Tuhan" masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2019, sehingga mereka akan menyalurkan hak suaranya pada 17 April 2019 di TPS sesuai dengan DPT masing-masing.

"Enam nama Tuhan itu tersebar di lima kecamatan, yakni satu orang berada di Kecamatan Arjasa, satu orang di Kecamatan Balung, satu orang di Kecamatan Patrang, satu orang di Kecamatan Kencong, dan dua orang di Kecamatan Sumberbaru," kata komisioner KPU Jember Ahmad Hanafi.

Menurutnya, nama Tuhan tersebut bukan kali pertama masuk dalam DPT pemilu, namun sudah terdaftar dalam pemilu sebelumnya dan namanya memang seperti itu, bukan hasil rekayasa.

Nama mereka sudah terdaftar di masing-masing TPS di lingkungan mereka tinggal, sehingga enam warga yang bernama Tuhan itu menyalurkan hak pilihnya di TPS yang sudah tercatat nama mereka.

Secara rinci, warga bernama Tuhan di Kecamatan Sumberbaru tercatat sebagai pemilih di TPS 011 di Desa Pringgowirawan dan TPS 013 di Desa Karangbayat, kemudian nama Tuhan di Kecamatan Kencong tercatat masuk DPT di TPS 079 di Desa Kencong, nama Tuhan di Kecamatan Patrang akan menyalurkan hak suaranya di TPS 012 yang berada di Kelurahan Slawu.

Selanjutnya pemilik nama Tuhan di Kecamatan Balung akan menyalurkan hak pilihnya di TPS 022 Desa Tutul, dan nama Tuhan yang terakhir di Kecamatan Arjasa tercatat masuk DPT di TPS 014 di Desa Kemuninglor.

Berdasarkan data KPU Jember, jumlah DPT Pemilu 2019 sebanyak 1.864.393 orang yang terdiri 920.317 pemilih laki-laki dan 944.076 pemilih perempuan yang tersebar di 7.666 TPS berada di 248 desa dan kelurahan di 31 kecamatan di Kabupaten Jember. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Dalam Dua Hari, Vaksinasi PMK Tembus 58 Ribu Dosis
Pemerintah terus melakukan percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mencegah peningkatan jumlah hewan sakit PMK.