Rizieq Shihab dan Ahok, Sengaja Diasingkan Demi Ketenangan Pilpres?

Rizieq Shihab di Saudi, Ahok juga di luar negeri. Mereka musuh bebuyutan yang sengaja disingkirkan demi ketenangan Pilpres 2019?
Rizieq Shihab dan Ahok. (Foto: Tagar/AF)

Jakarta, (Tagar 1/4/2019) - Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wasisto Raharjo Jati tidak setuju dengan istilah musuh bebuyutan untuk menggambarkan sosok Rizieq Shihab dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok BTP. 

"Kalau saya pikir dalam politik tidak ada istilah musuh dan teman, tapi hanya pihak yang berseberangan," ujar Wasisto dalam wawancara tertulis dengan Tagar News, Sabtu (30/3).

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab namanya membesar seiring perannya dalam mendatangkan gelombang demonstrasi bagi Ahok yang dipersalahkan dalam ucapan Al Maidah di Pulau Seribu 2016. 

Kasus itu bergulir ke pengadilan, Ahok dipenjara, Rizieq Shihab dengan segala kontroversi kasus hukumnya belakangan pergi ke Arab Saudi. 

Rizieq Shihab kabarnya akan pulang ke Indonesia setelah calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto memenangkan Pilpres 2019. 

Saya rasa itu hal yang kebetulan saja.

Sementara Ahok BTP mantan Gubernur DKI Jakarta, begitu selesai menyelesaikan hukuman penjara atas kasus penodaan agama, menikah kemudian melakukan perjalanan ke beberapa negara di antaranya Korea Selatan, Australia. 

Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jusuf Kalla menyatakan Ahok jangan masuk tim kampanye Jokowi, karena hal itu justru akan merugikan Jokowi.

Apakah diasingkannya Rizieq dan Ahok adalah suatu kebetulan? Atau disengaja demi ketenangan Pilpres 2019?

"Saya rasa itu hal yang kebetulan saja," kata Wasisto.

"Hmm memang kalau sekilas itu kelihatan politis karena Ahok pergi saat Pemilu 2019 mendekati akhir. Saat bersamaan juga wacana pemulangan HRS (Habib Rizieq Shihab) muncul pasca Pemilu. Namun, keduanya itu berlawanan arah. Karena satu sisi wacana HRS itu sengaja untuk menguatkan suara kelompok Islam, dan Ahok sendiri pergi karena pribadi. Namun, bisa juga menghindari spekulasi politik pasca pemilu," terang Wasisto.

Pemilihan presiden 2019 diikuti dua kontestan pasangan, calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 01 Joko Widodo-Ma'ruf Amin dan calon presiden-calon wakil presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Waktu pencoblosan tinggal menghitung hari, tepatnya pada 17 April 2019. []

Baca juga:

Berita terkait
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara