Yogyakarta- Posisi Aparatur Sipil Negara (ASN) saat ini masih dipandang terhormat di masyarakat, efeknya mereka harus bisa menjadi contoh dalam berilaku di lingkungan sosial tersebut. Atas dasar inilah, Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti menilai ASN bisa menjadi sebuah agen perubahan.
"Maksudnya, para ASN dapat menjadi pencetus dan pemberi contoh hal hal perubahan positif dan menuju kebaikan di dalam masyarakat," tutur Haryadi usai melantik puluhan pejabat lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta di Grha Pandawa kompleks balai kota, Jumat, 11 September 2020.
Dalam kaitannya dengan pandemi Covid-19, ungkap Haryadi, keberadaan ASN juga bisa menjadi agen, yakni agen pencegahan penularan virus corona yang selama sepekan ini peningkatan kasus di Kota Yogyakarta di atas 10 kasus baru.
Nah, ASN juga harus terlibat dan memberikan contoh di masyarakat.
"Banyak penularan yang terjadi dalam satu keluarga di rumah. Kami sudah membentuk tiga satgas yakni fokus pencegahan, penanganan dan pemulihan ekonomi. Nah, ASN juga harus terlibat dan memberikan contoh di masyarakat," pesan wali kota.
Pada kesempatan itu, Haryadi melantik 31 pejabat terdiri eselon II - 3 orang, eselon III - 5 orang, dan eselon IV - 23 orang. Adapun tiga jabatan tinggi pratama atau eselon II yang terdiri dari posisi Kepala Dinas Kebudayaan, Kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang serta Staf Ahli Bidang Umum merupakan hasil lelang jabatan.
Ketiga pejabat yang lolos dalam promosi jabatan tersebut yakni Yetti Martanti menjabat Kepala Dinas Kebudayaan, R Wahyu Handoyo Hardjono Putro sebagai kepala Dinas Pertanahan dan Tata Ruang, serta Hari Wahyudi menjabat Staf Ahli Bidang Umum.
"Ini bagian dari penataan organisasi. Sebelumnya lelang jabatan digelar secara terbuka dan siapa pun yang sesuai persyaratan bisa ikut terlibat. Saya yakin ini hasil terbaik dan saatnya membuktikan kinerjanya kepada masyarakat," lanjut wali kota.
Usai pelantikan, ucapan selamat juga tidak dilakukan dengan jabat tangan. Hal ini bagian dari penerapan protokol kesehatan. Di samping itu, pelantikan 31 pejabat dan pegawai tersebut dibagi dalam beberapa ruang agar tidak terjadi kerumunan.
Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Yetti Martanti mengaku, adaptasi kebiasaan baru selama masa pandemi Covid-19 harus dilihat dari aktivitas sosial masyarakat. "Sebagian masyarakat masih mengalami shock sehingga perlu pendekatan dari sisi budaya," ujar dia. []