Aceh Barat Daya - Keberadaan truk pengangkut batu gajah yang ditutup seala kadarnya dinilai meresahkan pengguna jalan. Truk yang berisi batu besar ini hanya ditutup dengan terpal dibagian atas, sementara hanya ada rantai sebagai pagar pembatas dibagian belakang mobil.
Kekhawatiran warga lantaran mobil ini melintas di jalan Nasional mulai dari depan Pendopo Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh hingga jalan depan pendopo wakil Bupati Abdya tepatnya di Kecamatan Blangpidie melaju dari jalan arah Lembah Sabil.
Hendriawan, warga Blangpidie kepada Tagar mengaku kerab merasa ketakutan ketika sewaktu-waktu berpapasan dengan mobil berukuran besar memiliki enam ban dan bermuatan batu besar di jalan umum.
Juga bisa saja batu jatuh dan menimpa warga lain.
"Kalau saya sering berhenti dulu kalau ada mobil itu lewat. Mobilnya memakan badan jalan lebih luas dan penutup muatan seperti asal ada," kata Hendra, Sabtu, 26 September 2020 di Aceh Barat Daya.
Menurutnya, pengemudi ikut memikirkan keselamatan pengguna jalan lain ketika melintas, apalagi di jalan nasional yang banyak lalulalang kendaraan warga, jika tidak berpenutup yang benar, maka debu dapat bertaburan.
"Juga bisa saja batu jatuh dan menimpa warga lain," sebutnya.
Pengemudi truk diminta untuk tidak hanya memikirkan keselamatan sendiri, namun juga memikirkan orang lain yang bisa saja menjadi korban akibat menganggap sepele. "Mana ada jaminan itu, hanya terpal dan rantai saja batu itu tidak jatuh," sebutnya.
Sebaiknya, jangan menunggu adanya korban jiwa, baru dimulai perubahan. Pihak terkait juga seharusnya bertindak sebelum adanya korban jiwa. "Kita minta saling menjaga. Jangan mencari rezeki tapi mengorbankan keselamatan orang lain," tuturnya.
Seorang ibu rumah tangga bernama Fitri juga mengeluhkan hal yang sama, ibu ini meminta pihak kepolisian melakukan penertiban terhadap truk-truk batu gajah yang tidak mengenakan penutup dan penahan bagian belakang mobil.
"Batu besar dalam mobil seperti diletakkan saja, setelah itu hanya dirantai sebagai pembatas mana tidak ada pintu dibelakang mobil," ujarnya.
Jikapun standar pengangkutan truk tersebut demikian, Fitri meminta pihak pengemudi untuk benar-benar membuat pembatas yang baik, sehingga dapat menahan batu yang bisa saja sewaktu-waktu jatuh.
"Pintu belakang tidak ada, mobilnya tinggi bisa saja jatuh dan tertimpa orang lain," sebutnya.
Sebagai perempuan, Fitri mengaku sering ketakutan saat ada mobil besar ini melintas di jalan nasional, kondisi penutup yang asal ada ditambah dengan pintu belakang tidak ada membuatnya sangat cemas dan takut.
"Pasti takutlah, bisa jatuh batu itu juga debunya bisa bertebaran," katanya. []