Toni Priyono Harapkan Mukjizat Putrinya Diselamatkan Nelayan

Toni Priyono harapkan mukjizat putrinya, Putri Puspita, bisa keluar dari Lion Air JT 610 dan diselamatkan nelayan.
Toni Priyono (kiri) dan istri (tengah) dan foto Putri Puspita, putri mereka yang menumpang Lion Air JT 610. Keluarga Toni Priyono di RS Polri Kramatjati, Selasa (30/10/2018) mencari kejelasan nasib anaknya. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta, (Tagar 30/10/2018) - Toni Priyono belum bisa percaya anaknya, Putri Puspita menjadi korban kecelakaan Lion Air JT 610. 

Kejadian yang begitu cepat membuat ia menangis tersedu ketika mendengar pesawat yang ditumpangi putri ketiganya itu jatuh di kawasan perairan Tanjung Karawang, Senin (29/10).

"Saya itu lemas, di mobil, saya nangis. Karena kan ya anak sendiri," ujar Toni Priyono di Posko Ante Mortem Kecelakaan Pesawat Lion Air JT-610, Rumah Sakit Bhayangkara TK.I R. Said Sukanto (RS Polri), Kramat Jati, Jakarta Timur, Selasa (30/10).

Toni masih belum mempercayai anaknya menjadi korban jatuhnya pesawat dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang itu. Karena kontaknya terputus setelah putrinya mengatakan dalam perjalanan menaiki pesawat. "Putri terakhir bilang, dia di jalan," tuturnya.

Namun, setelah mencari kebenarannya sendiri melalui teman-teman di lingkungan rumahnya, kerabat dekat, serta berita dari media, ia baru mempercayainya. Sembari berharap, ada keajaiban putrinya menjadi salah satu korban yang selamat.

"Mukjizat saja yang saya harapkan, putri saya bisa keluar (dari pesawat) diselamatkan oleh nelayan," ucapnya bergetar.

Ia kemudian menceritakan kebersamaan dengan putrinya, yang berulang tahun ke-26 empat hari lalu, 26 Oktober 2018.

"Di rumah juga masih banyak pernik-pernik ulang tahun. Dia ambil beberapa foto, oleh dia ditempel di dinding. 'Pak itu jangan dicopot dulu ya, saya mau pergi dulu," Toni mengulang ucapan Putri kala itu.

Toni menceritakan, kepergian Putri ke Pangkal Pinang merupakan perjalanan pertama kali tanpa bersama keluarga dengan menggunakan maskapai Lion Air. Karena ia dan keluarganya, tak pernah menggunakan maskapai Lion Air untuk bepergian.

"Saya terus terang saja satu keluarga tidak pernah naik Lion Air," jelasnya.

Ia mengatakan, itu merupakan perjalanan dinas pertama Putri sebagai corporate cfficer di sebuah perusahaan peralatan kosmetik. Putri mendapat tugas ke Pangkal Pinang untuk menjelaskan beberapa produk di sana.

Putri baru bekerja sebulan di perusahaan kosmetik tersebut, sebelumnya Putri bekerja di sebuah bank swast, cerita Toni.

Putri pada kenyataannya menjadi salah satu korban pesawat Lion Air yang jatuh, Toni tetap berharap putrinya itu menjadi salah satu korban yang selamat.

"Saya hanya mendoakan ada mukjizat aja dari kemarin, saya telponin terus, 'Putri, Putri,' ya walaupun faktanya secara logika nyungsep di laut ya, tapi kan kita juga sebagai orangtua (berharap) ada mukjizat," tuturnya. []

Berita terkait