TKN Jokowi: Kubu Prabowo Tukang Hasut

Juru Bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Inas Nasrullah menilai kubu Prabowo-Sandiaga Uno sebagai kubu penghasut.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Inas Nasrullah Zubir. (Foto: Dok Pribadi)

Jakarta - Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Inas Nasrullah menilai kubu pasangan calon (paslon) nomor urut dua (02) Prabowo-Sandiaga Uno sebagai kubu penghasut. 

Pasalnya, TKN telah membuat narasi pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Aparatur Sipil Negara (ASN) memilih paslon nomor urut satu (01) Joko Widodo-Ma'ruf Amin yang kenyataannya tidak benar.

"Kubu Prabowo itu kan tukang hasut, sama seperti Prabowo dan Sandi, jadi jika mereka membuat narasi dengan mengatakan bahwa ASN dan pegawai BUMN diarahkan untuk memilih Jokowi Amin, terbukti tidak benar," ujarnya kepada Tagar, Rabu 29 Mei 2019.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura membenarkan hasil survei yang dibeberkan Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, bahwa 78 persen pegawai BUMN dan 72 persen ASN memilih Prabowo Subianto dalam Pilpres 2019. Karena yang disampaikan Moeldoko pada Selasa, 28 Mei 2019 merupakan hasil survei TKN.

Yang disampaikan oleh Moeldoko adalah hasil survei TKN dari lembaga survei yang kredibel. Sehingga peta Pilpres 2019 dapat kita pelajari.

Anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga Uno, Fadli Zon tidak menyangkal pernyataan Moeldoko. Menurutnya, memang banyak dipilih pegawai BUMN, ASN bahkan masyarakat umum.

Tapi, karena banyak yang memilih Prabowo yang berpasangan dengan Sandiaga Uno itu, timbul pertanyaan dari timnya kenapa pasangan calon nomor urut satu (01) Joko Widodo-Ma'ruf bisa menangkan suara lebih besar ketimbang Prabowo-Sandi.

"Ya, saya yakin masyarakat juga lebih banyak yang memilih Pak Prabowo. Bukan hanya itu, pertanyaan berikutnya kan ironis, kok bisa menang ya? Makanya kemudian orang menduga ada kecurangan," tuturnya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu 29 Mei 2019.

Berdasarkan dugaan itulah, BPN Prabowo-Sandi akhirnya melaporkan adanya mobilisasi ASN dari paslon 01 dalam laporan gugatan sengketa Pemilu ke Mahkamah Konstitusi (MK). Tentu bukan dari ASN secara massa tapi dari pimpinan-pimpinannya, imbauannya, fasilitasnya, dan lain-lain.

"Kan bisa pakai fasilitasnya, misal datang ke suatu tempat kemudian ada fasilitas ASN untuk masyarakat diberikan sesuatu. Kita lihat kok di beberapa tempat," ucapnya. []

Baca juga:



Berita terkait
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.