Tito: Sejarah KPK Tak Bisa Lepas dari Polri

Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut sejarah tumbuh kembang KPK tak bisa lepas dari kontribusi anggota Polri.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian berharap ada anggotanya yang lolos seleksi komisioner KPK. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut sejarah tumbuh kembang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tak bisa lepas dari kontribusi anggota Polri. Karenanya ia berharap ada anggotanya yang lolos proses seleksi menjadi komisioner di lembaga antirasuah tersebut.

"Saya berharap komisoiner, jangan pimpinan, nanti bagi masyarakat yang tidak paham dianggap ingin menjadi ketua. Tentu dari Polri saya berharap ada yang masuk karena sejarah," kata Kapolri Tito di Semarang, Jumat 6 Juli 2019.

Bebas yang ingin mendaftar karena ini juga rekrutmen terbuka, termasuk dari Polri yang ingin maju silahkan juga.

Sejarah tersebut, kata Tito, banyak anggota Polri yang sejak awal KPK berdiri hingga saat ini, diperbantukan dan ditugaskan menjadi personel KPK untuk mengungkap dan menangani berbagai kasus korupsi kakap yang terjadi di Tanah Air. Mereka tersebar di berbagai tingkatan, mulai dari ketua, komisioner, deputi, direktur hingga anggota penyidik KPK.

"Dari pertama, Polri salah satu yang turut membesarkan KPK melalui anggotanya yang ada di situ, baik sebagai ketua, pimpinan, ada Pak Taufiequrrachman, Pak Bibit Samad, sekarang Ibu Basaria Panjaitan. Banyak sekali deputi, direktur penyidikan dan juga anggota-anggota penyidik dari Polri yang cukup banyak di situ," beber dia.

Tito menyebut saat ini sudah ada sekitar 10 anggota Polri yang mengikuti proses seleksi komisioner di KPK. "Bebas yang ingin mendaftar karena ini juga rekrutmen terbuka, termasuk dari Polri yang ingin maju silahkan juga. Saya dengar 9 sampai 10 yang sudah daftar," ujar dia.

Lewat peran anggota Polri di jajaran komisioner KPK maka jalinan kerjasama dengan Polri akan jauh lebih mudah. Terlebih Polri merupakan organisasi yang mempunyai jejaring luas baik di Tanah Air maupun kalangan internasional. "Karena polisi ini kan network-nya lebih besar dari KPK. Kalau bisa dimanfaatkan sebagai mitra tentu kerjasama akan lebih baik," kata dia.

Selain faktor sejarah, harapan Tito di proses seleksi komisioner KPK juga didapat dari pertimbangan anggota Polri yang telah berhasil meletakkan pondasi semangat pemberantasan korupsi di tubuh KPK. Tercatat sedikitnya sudah ada lebih dari 100 anggota Polri yang telah berhasil menyelesaikan tugasnya di KPK dengan penilaian sangat baik.

"Mereka kembali ke institusi Polri, mereka menyelesaikan tugasnya dengan baik, khusnul khotimah, mampu meletakkan pondasi yang bagus untuk KPK. Jadi tidak ada salahnya jika ada anggota Polri yang ikut mendaftar. Apalagi yang mendaftar sekitar 200, saya kira 9-10 untuk anggota Polri porsi yang sangat kecil," ujar dia.

Ditambahkan Tito, harapan tersebut bukan berarti Polri punya ambisi untuk menguasai KPK. Ia mengembalikan proses seleksi, termasuk terhadap anggotanya, ke aturan yang berlaku. Agar didapat hasil yang mampu membawa KPK ke prestasi yang lebih baik.

"Tapi yang namanya kompetisi silahkan saja. Kompetisi yang sehat untuk mendapatkan komisioner yang bagus, yang bisa cepat dan tepat dalam rangka penegakan hukum di tindak pidana korupsi," kata dia.

Baca juga: 

Berita terkait
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina