Titiek Soeharto: Probosutedjo Seperti Pak Harto

"Pak Probo sama seperti Pak Harto, selalu konsern dan prihatin dengan keadaan masyarakat yang masih banyak belum sejahtera serta belum mengenyam pendidikan."
Putri Soeharto, Siti Hardijanti Rukmana (kanan) dan Siti Hediati Hariyadi menghadiri acara Syukuran dan Silaturahmi Nasional Partai Golkar di Jakarta (1/11/2015). ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

Yogyakarta, (Tagar 26/3/2018) - Putri mendiang presiden kedua RI Soeharto, Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menilai almarhum Probosutedjo memiliki semangat seperti Soeharto dalam hal memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

"Pak Probo sama seperti Pak Harto, selalu konsern dan prihatin dengan keadaan masyarakat yang masih banyak belum sejahtera serta belum mengenyam pendidikan," kata Titiek saat ditemui seusai prosesi pemakaman jenazah Probosutedjo di Kompleks Pemakaman Somenggalan, Dusun Kemusuk, Desa Argomulyo, Sedayu, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Senin malam.

Baca juga: Bendera Merah Putih Dibentangkan Mengiringi Kepergian Probosutedjo

Menurut Titiek, adik mendiang Presiden Soeharto itu memiliki kepedulian tinggi terhadap pendidikan. Hal itu diwujudkan dengan pembangunan Universitas Mercu Buana serta Sekolah Kesatuan Bangsa di Sedayu, Bantul.

"Beliau membangun Universitas Mercu Buana dan telah meluluskan ribuan sarjana. Kami ikut bangga sebagai keluarga bahwa beliau mendarmabaktikan hidupnya untuk pendidikan," kata dia.

Titik mengaku bertemu dengan Probo itu beberapa bulan lalu. Ia menyadari bahwa kondisi pamannya itu sudah lemah kerena menderita penyakit kanker bertahun-tahun.

"Pertemuan beberapa bulan yang lalu saat mengunjungi kediamannya bersama Mbak Tutut. Beliau sudah lemah, sudah sakit kanker bertahun-tahun dan selama ini sudah berobat, dalam usianya 87 tahun beliau sudah lemah," kata dia.

Tidak hanya keluarga dan kerabat, ratusan warga dari berbagai elemen dan komunitas, ratusan personel TNI, kepolisian, dan veteran ikut hadir memberikan penghormatan terakhir kepada almarhum dalam prosesi pemakaman yang dimulai pukul 19.30 WIB itu.

Pusara Probosutedjo diapit dua makam, yakni makam ayahandanya Atmoprawiro di sebelah kanan dan makam Kyai Joyowigeno yang merupakan tokoh masyarakat Kemusuk di sebelah kiri.

Probosutedjo meninggal di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo pada pukul 7.05 WIB pagi tadi. Probosutedjo lahir di Bantul, Yogyakarta, pada 1 Mei 1930. Dia dikenal sebagai pengusaha ternama Indonesia.

Semasa hidup, Probosutedjo menjabat sebagai Direktur Utama PT Menara Hutan Buana. Ia memiliki Yayasan Menara Bhakti, Universitas Mercu Buana Jakarta, dan Universitas Mercu Buana Yogyakarta. Ia juga tercatat menjadi penasihat di Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa. (ant)

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.