Jakarta - Uang terkadang menjadi bahasan yang sensitif apalagi saat ada kerabat atau teman yang datang untuk meminjam uang. Berbeda dengan peminjaman di bank yang aturannya ketat dan harus disiplin mengembalikan pada waktu yang sudah dijanjikan, meminjam dengan teman atau kerabat terlihat lebih fleksibel dengan alasan yang meminjamkan mengenal secara personal si peminjam.
Sebagai orang yang meminjamkan uang, Anda harus melakukan penghitungan antara jumlah uang yang dimiliki dengan pengeluaran untuk membantu teman atau kerabat yang sedang terdesak itu. Berikut tips dari finance manager, Deewhy Lestari, agar tidak terjadi sengketa setelah Anda memberikan pinjaman kepada kerabat atau teman.
1. Tanyakan alasan, nominal yang dibutuhkan, dan waktu pengembaliannya
Alasan dapat menyeleksi apakah calon peminjam ini pantas dan bertanggung jawab mengembalikan uangnya. Nominal dan waktu pengembalian perlu ditanyakan agar dapat menyesuaikan dengan keperluan pribadi. Misalnya apakah sebelum waktu pengembalian, Anda mempunyai sesuatu yang harus dibeli atau dibayarkan dalam jumlah besar.
2. Cari tau latar belakang peminjam
Hal ini berguna untuk memastikan peminjam dapat menepati janjinya dan pantas atau tidak menerima pinjaman itu. Anda perlu objektif, walaupun mengenal baik si peminjam. Penilaian latar belakang ini bisa dilihat dari keluarganya dan gaya hidupnya melalui media sosial atau kenalan.
3. Bikin patokan jumlah uang yang dapat dipinjamkan
Nilai maksimal untuk dipinjamkan ke orang lain adalah 10 persen dari total tabungan Anda sebagai. Ini di luar nilai asset dan investasi.
4. Tidak perlu sampai menjual asset
Asset yang kita miliki tidak perlu sampai dikorbankan untuk memberikan pinjaman kepada orang lain sebab peminjaman dengan kenalan, kerabat, dan teman kerap tidak memiliki perjanjian di atas kertas dan tidak ada perlindungan hukum.
5. Bedakan meminjamkan uang untuk modal atau kebutuhan pribadi
Jika si peminjam mengatakan untuk membuka usaha bisnis, tanyakan dan pelajari proposal bisnisnya. Apakah bisnis ini benar akan terlaksana.
Buatlah syarat dan ketentuan, jika bisnis itu mendapat untung atau rugi bagaimana dia mengembalikan uang pinjaman kepada Anda. Tanyakan pula apa Anda diikutsertakan dalam bisnis itu atau sebutannya menjadi investor dalam bisnisnya.
6. Buatlah kontrak untuk utang material
Dengan begini Anda akan mudah menagih uang dari peminjam, apalagi bila dia sudah meninggal dunia. Sehingga terhindar dari sengketa dan kesalahpahaman dengan ahli warisnya.
7. Jelas akad di awal
Hutang piutang juga harus ada akadnya. Hal ini untuk memperjelas niat Anda meminjamkan uang kepada peminjam sebagai pinjaman yang harus dikembalikan (utang). Ini untuk menghindari kesalahpahaman peminjam yang berfikir bahwa Anda memberikan secara cuma-cuma atau sedekah.
Ingatkan pula kedua belah pihak untuk menyimpan surat perjanjian, kuitansi, bukti pencicilan/pelunasan dan bukti transaksi peminjaman tersebut.
(Sekar Aqillah Indraswari)
Baca Juga
- Tips Mencapai Kemandirian Finansial Sejak Dini
- Tren Hidup Sederhana dan Secukupnya di Rumah Mungil
- Bank Mega Siap Beri Keringanan Kredit, Ini Syaratnya
- Kendaraan Anda Disita, Kolektor dan Leasing Bisa Digugat