Jakarta - Sejumlah orang yang positif terpapar virus corona Covid-19 mengakui merasakan gejala sakit kepala. Padahal, belum tentu semua orang yang mengalami hal tersebut bisa dikatakan positif Covid-19.
Namun, kondisi tersebut membuat orang yang menderita sakit kepala selama masa karantina di tengah pandemi virus corona menjadi khawatir.
Pakar medis mengatakan, bukan rahasia lagi paparan layar yang berlebihan bisa menyebabkan sakit kepala serta masalah penglihatan.
Dilansir Mirror yang dikutip dari Antara, Selasa, 14 April 2020, dokter umum di Prescription Doctor, Inggris, Aragona Giuseppe mengatakan menatap layar ternyata memang mempengaruhi kesehatan.
"Sekarang kita semua bekerja dari rumah dan menghabiskan lebih banyak waktu di hadapan layar, sakit kepala ini cenderung meningkat," katanya.
Giuseppe menjelaskan alangkah baiknya untuk menggunakan kacamata untuk memblokir cahaya biru yang ditransmisikan dari layar, seperti komputer, smartphone, atau perangkat lainnya.
Dia juga menyarankan agar membatasi waktu berhadapan dengan layar.
Apabila siang hari fokus bekerja di hadapan layar, saat malam hari daripada menonton televisi atau bermedia sosial, cobalah melakukan kegiatan yang berbeda, seperti membaca, berolahraga, atau lainnya.
"Anda juga harus memastikan melakukan istirahat misalnya mengambil satu jam penuh saat makan siang dan meregangkan tubuh," kata Giuseppe.
Pergilah sejenak ke luar rumah guna mendapatkan udara segar dan pastikan mengonsumsi makanan bergizi serta minum cukup air setiap harinya agar tubuh tetap terhirasi.
Dokter umum di Inggris, Amir Khan juga menuturkan jika paparan sinar matahari juga bisa bermanfaat untuk tubuh.
"Kebanyakan orang vitamin D-nya berkurang karena kurang terpapar sinar matahari. Kadar vitamin D bisa habis, jadi tak masalah mengonsumsi tablet vitamin D," tuturnya.
Berhubungan dengan Covid-19, dosen klinis penyakit infeksi di Liverpool School of Tropical Medicine, Inggris, Tom Wingfield mengingatkan pentingnya menjaga kesehatan paru yaitu dengan berhenti merokok dan tidak terpapar asapnya.
"Merokok tak baik. Di satu sisi "lockdown" membuat polusi udara berkurang, latihan fisi (aerobik) bisa membantu kesehatan paru Anda," ucapnya.[]