Jakarta - Masyarakat diminta melakukan beragam aktivitas dari rumah, seperti bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dan belajar dari rumah di tengah merebaknya virus corona Covid-19. Namun, selama situasi tersebut berlangsung tentu sangat penting untuk menjaga kualitas udara di rumah.
Udara yang segar di rumah sangat penting dijaga selama melakukan aktivitas di dalamnya. Selain membuat nyaman, tentu hal ini juga bisa membantu menjaga saluran pernapasan.
Seperti dilansir The Guardian yang dikutip dari Antara, Minggu, 12 Oktober 2020, ada lima cara menjaga kualitas udara selama di rumah dalam masa pandemi coronavirus Covid-19.
1. Buka jendela rumah
Membuka jendela rumah menjadi solusi yang jelas dan efektif untuk menjaga kualitas udara di dalamnya.
Spesialis Alergi di Klinik Burghwood Dr Appelles Econs menyarankan untuk membuka jendela rumah guna menjaga kualitas udara.
"Udara segar bukan musuh. Buka jendelamu," katanya.
Menurutnya, menutup jendela sepanjang hari memungkinkan bahan kimia dan alergen menumpuk di dalam rumah. Bahkan, disarankan untuk membuka jendela dari waktu ke waktu bagi yang tinggal di kota yang memiliki polusi udara cukup tinggi.
Senada dengan Dr Appelles Econs, Dr Paul Young dari Lancaster University, Inggris, pun menganjurkan untuk membuka jendela untuk menjaga kualitas udara.
"Anda tidak ingin terjebak di rumah tanpa ventilasi sepanjang hari," ucapnya.
Menurut dia, membuka jendela pada malam hari saat lalu lintas di luar berkurang bisa menjadi pilihan terbaik.
2. Tanaman di dalam rumah kurang efektif
Penelitian oleh NASA pada 1980-an menemukan jika tanaman menghilangkan polutan beracun di udara. Namun, penelitian tersebut dilakukan di lingkungan tertutup, mirip dengan kondisi di ruang angkasa.
Sama dengan di Bumi, tanaman juga mampu meningkatkan kualitas udara, tetapi tak terlalu berdampak.
Prof Pawel Wagocki dari Technical University of Denmark menuturkan tanaman yang ada di dalam rumah tidak efektif untuk menjaga kualitas udara.
"Tidak ada efek yang berarti pada kualitas udara karena rumah tidak sepenuhnya merupakan lingkungan kedap udara, selalu ada udara yang masuk dari luar," tuturnya.
3. Minimalkan polutan di rumah
Dr Paul Young menyarankan untuk meminimalisir aktivitas yang menghasilkan polutan.
"Saat memasak, pastikan Anda menyalakan kipas ventilator, dan jangan merokok di dalam rumah," katanya.
4. Pertimbangkan material yang digunakan
Spesialis Alergi di Klinik Burghwood Dr Appelles Econs mengatakan pemilihan material di dalam rumah penting diperhatikan guna menjaga kualitas udara.
"Banyak karpet dibuat tetap segar dengan formaldehyde. Sebagai perbandingan, lantai kayu lebih baik," katanya.
Hal ini lantaran tungau debu bisa hidup dalam perabotan lembut, seperti kasur dan bantal. Nantinya butiran feses yang dihasilkannya mampu memicu gejala seperti alergi.
"Dapatkan penutup matras penghalang yang dapat membantu mencegah tungau debu hidup di kasur Anda," kata Appelles.
5. Waspadai air berlebih
Kelembapan dalam ruangan menjadi salah satu faktor terbesar yang bisa memengaruhi kualitas udara di rumah, sehingga disarankan untuk meminimalisir kelembapan dengan ventilasi.
Sehabis mandi, hilangkan kelembapan setempat dengan menyeka permukaan dan menyalakan kipas ekstraktor kamar mandi.
Selain itu saat mencuci pakaian, sebaiknya mengeringkannya di luar bila memungkinkan atau setidaknya di dalam ruang yang berventilasi baik.[]