Tips Agar Pernikahan Tidak Berakhir dengan Perceraian

Meski telah membangun kehidupan bersama sebelum pernikahan, tetapi faktanya perceraian setelah pernikahan masih tetap ada.
Pernikahan (Foto: Tagar/Freepik)

Jakarta - Semua orang pasti mengharapkan sebuah pernikahan yang terjadi sekali dalam seumur hidup. Tetapi tidak banyak orang yang mencapai hal itu.

Di Amerika Serikat, banyak orang yang mengakali sebuah perceraian dengan tidak segera melakukan pernikahan. Memiliki lebih banyak pendidikan dan hidup bersama diharapkan dapat menjadi modal dalam pernikahan kelak.

Meski telah membangun kehidupan bersama sebelum pernikahan, tetapi faktanya perceraian setelah pernikahan masih tetap ada.

Pengacara perceraian, Vikki S. Ziegler, mengatakan bahwa orang-orang perlu merencanakan tidak hanya pernikahan dan urusan satu hari saja, tetapi juga seluruh hidup mereka.

Vikki juga mengatakan bahwa setiap pasangan harus menggali lebih dalam agar dapat melihat apakah itu orang yang tepat atau tidak.

Mereka juga harus berurusan dengan masa lalu dan menahan diri agar menjadi pasangan yang terbaik.

Dilansir dari brides.com, setidaknya ada 7 hal yang harus dilakukan agar pernikahan tidak berakhir dengan perceraian:


1. Menghormati pasangan

“Begitu Anda melewati batas rasa tidak hormat, saya pikir kita memiliki masalah besar,” kata Vikki.

Setiap orang tidak selamanya berhadapan langsung dengan pasangannya, tetapi jika kita tidak bertarung secara adil, maka itu akan menciptakan preseden yang buruk.

Perasaan pasanganmu adalah perasaannya, dengarkanlah dan pahami itu. Sampaikan juga perspektifmu dengan baik dan tanpa menghina.


2. Jujur tentang uang

“Setiap orang memiliki keterikatan yang berbeda terhadap uang,” kata Vikki.

Ada yang menjadi penabung, ada yang pemboros. Tetapi ketika berada dalam pernikahan, keduanya harus bisa kolaboratif.

Harus ada perencanaan tentang siapa yang memegang anggaran, dan rencana penggunaannya. Setiap pasangan juga harus jujur terhadap utang yang dimiliki sebelumnya.


3. Waspadai Deal Breaker

“Saat Anda berkencan, buka mata Anda lebar-lebar, dan saat Anda menikah, tutup satu mata,” kata Vikki.

Dalam pernikahan mencintai pasangan tanpa syarat memang penting, tetapi mencintai diri sendiri dengan tidak berada dalam situasi tidak sehat juga perlu.

Mungkin kamu tidak bisa mentoleransi kekerasan fisik, tetapi bagaimana dengan teriakan yang membuatmu tidak berdaya, perselingkuhan, atau masalah obat-obatan atau alkohol?

Saat berkencan jangan terlalu dibutakan cinta sehingga tidak melihat hubungan yang beracun. Sementara setelah menikah jangan selalu mencari kekurangan pasangan.


4. Ingatlah masa lalu

Sebagian besar dari kamu mungkin telah melalui beberapa hubungan sebelumnya. Jadikan itu sebagai bahan pembelajaran untuk masa depan.

Ketika kamu bertemu orang yang salah, maka kamu dapat mengidentifikasikan orang yang benar. Kamu dapat menjaga diri dari membuat kesalahan yang sama.


5. Belajar dari orang tua

Pernikahan orang tuamu juga bisa menjadi bahan pembelajaran untuk pernikahanmu. Beberapa orang tua dipenuhi romantisme dan kehidupan penuh keceriaan. Tetapi yang lainnya dipenuhi pertikaian dan perceraian.

Pelajari hal yang baik dan tiru dalam hidupmu, sementara hal yang buruk dapat menjadi pembelajaran untuk mencegah bencana total.


6. Memahami

Ketika dalam sebuah pertengkaran, ada kalanya kita perlu mundur dan mendengarkan tanpa emosi, untuk memahami seluruh situasinya. Jangan juga mengungkit hal lain yang tidak berhubungan dengan pertengkaran.

“Ketika Anda mulai membicarakan hal lain dan mencoba menyakiti seseorang karena merasa ego Anda diserang, saat itulah segalanya berhenti," kata Vikki.

"Orang benar-benar perlu peka terhadap kata-kata yang keluar dari mulut mereka, dan ketika Anda melakukannya, Anda mengatakan sesuatu dari tempat yang penuh kasih, bukan dari tempat yang terluka. Saat itulah Anda memiliki pernikahan yang solid,” sambungnya.


7. Fokus pada pernikahan

Di masa depan akan ada banyak sekali pertengkaran dan juga hal baik. Fokus kembali kepada pertanyaan “Mengapa saya menikah?” adalah hal yang diperlukan.

“Bicarakan mengapa Anda resah dan bagaimana memperbaiki keresahan itu, mengapa Anda benar-benar menikahi orang ini sejak awal, apa yang Anda sukai dari mereka, dan fokus pada kebaikan,” kata Vikki. 

Teruslah berusaha untuk menjadi yang terbaik bagi pasangan dan diri sendiri. []



Baca Juga


Berita terkait
5 Langkah Agar Keuangan Tidak Merusak Pernikahan
Menikah adalah sebuah komitmen besar. Ini juga melibatkan banyak kepercayaan dan pekerjaan.
Tips Cara Mengatur Keuangan Saat Ingin Persiapan Pernikahan
Bagi Anda dan pasangan yang sedang merencanakan pernikahan memang tidak mudah dalam prosesnya.
3 Hal yang Membuat Pria Lebih Stres Setelah Perceraian
Pria yang bercerai lebih rentan terhadap penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan stroke.
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.