Tingkat Kejahatan dengan Kekerasan di New Orleans Tertinggi di AS

Suatu tren mengkhawatirkan yang terus berlanjut tahun ini di New Orleans, Louisiana, dan kota-kota AS lainnya
Polisi menyelidiki lokasi penembakan hari Mardi Gras di New Orleans, 13 Februari 2018 (Foto: voaindonesia.com - AP Photo/Gerald Herbert)

Jakarta – Warga Amerika Serikat (AS) menyaksikan dan telah semakin sering menjadi korban kejahatan kekerasan yang meningkat di sebagian besar negara ini sejak awal pandemi virus corona, suatu tren mengkhawatirkan yang terus berlanjut tahun ini di New Orleans, Louisiana, dan kota-kota AS lainnya.

Soji Iledare, warga New Orleans kelahiran Nigeria, sedang keluar kota pada 13 Januari 2022 lalu sewaktu serangkaian SMS bernada panik dari para tetangganya memperingatkan Iledare bahwa seorang penembak telah menghamburkan peluru di blok kediamannya.

“Saya tiba di rumah dan mendapati delapan peluru menghantam masuk rumah kami,” kata Iledare kepada VOA hari Rabu, 2 Februari 2022. “Selama pandemi, saya menghabiskan sebagian besar waktu di ruang bawah, belajar dan bekerja. Anjing saya duduk di samping saya di sofa, dan itulah tempat di mana sebuah peluru menghantam. Saya bisa saja berada di sana juga.”

Brione RogersBrione Rogers duduk di dekat sosok sepupunya Todriana Peters, yang tewas tertembak saat menghadiri perayaan wisuda di kawasan Lower 99th, ditemani ibu Peter Katrina Lambert dan ayahnya Todd Peters di New Orleans, 8 Juli 2021 (Foto: voaindonesia.com - AP/Sophia Germer)

Seluruh penghuni rumah Iledare, termasuk anjingnya, selamat tanpa cedera. Tetapi banyak warga Amerika lainnya yang menghadapi kejahatan dengan kekerasan tidak seberuntung Iledare.

Pada tahun 2020, tingkat pembunuhan di AS naik hampir 30% daripada tahun 2019, kenaikan terbesar dalam satu tahun sejak FBI mulai melakukan pencatatan. Pada 2021, menurut Council on Criminal Justice yang berbasis di Washington, pembunuhan di tingkat nasional naik lima persen daripada tahun 2020. Situasi ini tampaknya jauh lebih parah di New Orleans, di mana data menunjukkan tingkat pembunuhan dan pembajakan mobil di sana jauh melampaui angka rata-rata nasional.

“Setelah insiden, saya mengalami kesulitan tinggal di sini,” kata Iledare. “Saya mengalami kecemasan yang tinggi sewaktu berada di rumah, saya seperti merasa sangat beruntung untuk serangan yang pertama ini dan mungkin tidak demikian nantinya. Waktu saya harus berada di rumah, saya sekarang terbiasa berada di lantai atas. Saya merasa seperti harus selalu siaga, seperti tidak pernah dapat merasa rileks.”

jetak New OrleansLetak New Orleans di Amerika Serikat (Sumber: ontheworldmap.com)

2022 diawali dengan kekerasan

“Saya merasa sebagian besar warga kami memahami bahwa ini adalah bagian dari masalah nasional,” kata anggota dewan New Orleans Joe Giarrusso kepada VOA. “Tetapi saya juga memahami bahwa ketika orang terdampak oleh sesuatu di rumah, mereka tidak peduli mengenai apa yang terjadi di New York atau Chicago atau Miami. Mereka ingin kami memperbaiki apa yang sedang terjadi di sini, dan mereka ingin kami melakukannya sekarang juga.”

New Orleans berjuang keras untuk mengatasi kejahatan dengan kekerasan. Pada tahun 2021, tingkat pembunuhan naik 80% dan penembakan naik dua kali lipat dibandingkan dengan angka-angka tahun 2019.

Pembajakan mobil menjadi perhatian khusus, meningkat 160% pada periode yang sama. Kejahatan ini tampaknya semakin buruk pada bulan pertama 2022, dengan insiden yang naik 60 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (uh/ab)/voaindonesia.com. []

Kesetaraan Gender dan Kekerasan Seksual di Kampus Amerika

Amerika Serikat Pecat 14 Perwira Terkait Kekerasan Seksual

Biden Perang Lawan Kekerasan Seksual di Militer Amerika

Upaya Mengurangi Kekerasan dengan Senjata Api di Amerika

Berita terkait
Upaya Mengurangi Kekerasan dengan Senjata Api di Amerika
Presiden Biden, pada hari Kamis, 3 Februari 2022, meluncurkan upaya baru untuk memerangi kejahatan dengan senjata api
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja