Mengenal 6 Modus Kejahatan dalam Transaksi Efek Online

Waspadai beberapa bentuk kejahatan elektronik yang kerap terjadi dalam transaksi efek dan tips menghindarinya
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

TAGAR.id, Jakarta - Investasi kini semakin banyak digandrungi kaum milenial, salah satunya dengan melakukan trading forex. Melakukan transaksi efek online mungkin sudah menjadi kebutuhan tersendiri bagi kamu. 

Saat ini, kamu bisa melakukan berbagai transaksi investasi secara online, termasuk transaksi efek sekalipun. Kamu bisa melakukan jual-beli saham dengan mudah dan cepat, bahkan hanya mengandalkan smartphone saja. 

Bagi yang ingin melakukan transaksi efek online, ada banyak pilihan situs dan aplikasi yang dapat ditemukan. Namun pastikan untuk selalu teliti dalam memilih aplikasi atau situs online ini, agar investasi yang dilakukan bisa berjalan dengan aman.

Sebagaimana transaksi online lainnya, transaksi efek seperti ini juga tentu memiliki resiko tersendiri selaku investor. 

Kamu harus ingat, risiko menjadi sasaran tindak kejahatan tentu akan selalu ada, terutama ketika melakukan transaksi yang berkaitan dengan keuangan seperti ini. 

Pastikan kamu selalu cermat dan melakukan transaksi dengan cara yang benar, sehingga setiap transaksi kamu bisa berjalan aman dan lancar. 



6 Jenis kejahatan elektronik yang kerap terjadi dalam transaksi efek


1. Pemalsuan identitas

Pemalsuan identitas menjadi salah satu modus kejahatan elektronik yang paling umum. Dalam hal ini, pelaku akan berpura-pura menjadi bagian dari perusahaan investasi itu sendiri, misalnya admin media sosial atau bahkan grup chat.

Hal ini dilakukan dengan banyak tujuan, termasuk untuk meminta data diri kamu dengan cara yang mudah, tanpa perlu mencarinya dengan susah payah.


2. Modus memancing (phishing)

Kejahatan juga bisa dilakukan dengan cara memancing kamu selaku korban melalui berbagai promo dan penawaran menarik lainnya. Hal ini biasanya dilakukan melalui email atau penawaran langsung pada website.

Promosi palsu ini bisa saja membuat kamu mengambil keputusan yang merugikan, namun justru menguntungkan bagi pelaku.


3. Meminta data

Yang satu ini juga menjadi kejahatan elektronik yang paling sering ditemukan, bahkan dalam berbagai bidang sekaligus.

Pelaku bisanya akan meminta kamu untuk memberikan berbagai data vital yang seharusnya hanya kamu saja yang mengetahuinya, seperti: identitas diri, PIN atau password, dan yang lainnya. Data ini akan membantu pelaku melakukan aksinya dengan mudah.


4. Mempengaruhi nasabah (spamming)

Komunikasi yang intens dengan kamu juga bisa menjadi modus kejahatan dalam transaksi efek yang kamu lakukan. Kamu bisa saja digiring untuk melakukan transaksi atau bahkan memberikan data-data yang vital terkait dengan investasi yang dimiliki. Cara ini biasanya dilakukan melalui media elektronik, seperti email.


5. Meminta pengiriman dana

Dalam modus kejahatan yang satu ini, biasanya pelaku akan meminta kamu untuk mengirimkan sejumlah dana ke dalam rekening deposit, di mana rekening tersebut justru bukan atas nama kamu.


6. Mencuri data nasabah (hacking)

Pencurian data dan juga penyalahgunaannya masih menjadi salah satu tindak kejahatan yang banyak dilakukan.

Data-data kamu akan dimanfaatkan untuk melakukan transaksi jual-beli saham tanpa sepengetahuan kamu. Hal ini biasanya dilakukan dengan cara meretas smartphone atau email kamu.


Tips Menghindari Kejahatan Elektronik

Tingginya tingkat kejahatan elektronik membuat kamu harus selalu cermat dalam melakukan transaksi efek online.

Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk menghindari berbagai tindak kejahatan ini, antara lain:

Biasakan untuk selalu selektif dalam menanggapi berbagai informasi online, terutama yang terkait dengan investasi yang dilakukan. Pastikan informasi yang didapatkan akurat.

Jika menemukan informasi yang meragukan, maka segera cek hal tersebut kepada pihak terkait. kamu bisa menghubungi customer service atau layanan online lainnya yang disediakan oleh perusahaan sekuritas kamu.

Jangan memberikan data diri kepada siapapun, baik itu dalam bentuk PIN atau password, dan yang lainnya.

Gunakan password yang “kuat” dan sulit ditebak. Jangan lupa untuk mengganti password kamu secara berkala, setidaknya beberapa kali dalam setahun.

Jangan gunakan fasilitas internet umum untuk bertransaksi online, sebab hal ini sangat beresiko terhadap peretasan dan kejahatan online lainnya. []


Baca Juga




Berita terkait
Cara Melindungi Uang dari Pelaku Kejahatan Digital
Selalu perbarui PIN secara berkala serta pastikan PIN bukanlah nomor yang mudah ditebak
Kartu ATM Berbasis Chip Melindungi Nasabah dari Kejahatan Skimming
Bank Indonesia mengimbau kepada para nasabah bank di Indonesia untuk beralih menggunakan kartu ATM berbasis chip.
Cara Mengatasi Pembobolan Rekening Bank Lewat Skimming
Skimming dilakukan dengan cara mencuri data penting orang lain, berupa nomor rekening, data ATM seperti nomor kartu dan PIN dan lain sebagainya.