Jakarta - Pengamat keamanan siber dari vaksin.com, Alfons Tanuju menyebut bahwa layanan M-Banking masih memiliki tingkat keamanan yang sangat minim. Pasalnya layanan ini tidak memerlukan OTP (one time password) dalam setiap transaksinya.
"Transaksi kartu kredit yang sudah diproteksi OTP saja masih bisa dijebol, apalagi layanan M-banking yang hanya mengandalkan username dan kata kunci dalam bentuk PIN atau password," kata Alfons, sebagaimana dikutip Tagar dari situs resminya, Senin, 29 September 2020.
Alfons juga menilai bahwa sistem digital bank seperti M-banking, dapat menimbulkan potensi eksploitasi rekening oleh pihak tidak bertanggungjawab. Hal ini dapat menjadikan pemegang rekening sebagai korban pembobolan.
"Mobile banking ini lebih rentan dieksploitasi dibandingkan internet banking. Jika memungkinkan gunakanlah internet banking daripada mobile banking," ujarnya.
Untuk mencegah M-banking dijebol, Alfons menyarankan untuk tidak menyimpan dana utama pada rekening mobile banking. Selain itu, pengguna juga diimbau untuk tidak membagikan informasi rekening yang mencakup nama bank, nomor rekening, nama pemilik rekening, dan nomor ponsel pemilik.
"Di tangan penipu, empat informasi tersebut menjadi tambang emas digital jika dimanfaatkan dengan tepat. Apabila korban lengah, hal ini bisa mengakibatkan dana akun bank tersebut berpindah tangan," ucap Alfons.[]