5 Cara Amankan Ponsel dari Serangan Kejahatan Siber

Ponsel dalam genggaman setiap hari tidak terlepas dari kehidupan modern sekarang ini. Segala transaksi apa pun bisa dilakukan di gawai tersebut.
Ilustrasi - Proteksi keamanan pada ponsel Android. (Foto: Antara/HO/Kaspersky)

Jakarta - Ponsel dalam genggaman setiap hari tidak terlepas dari kehidupan modern sekarang ini. Segala transaksi apa pun bisa dilakukan di gawai tersebut. Misalnya, membeli makanan dan minuman, membeli tiket bioskop, membayar belanja online, hingga transaksi keuangan lainnya.

Ponsel juga tempat menyimpan foto dan video selain tempat mengelola transaksi keuangan. Sebagai pengguna yang cerdas seperti nama ponselnya, sebaiknya pengguna mengamankan perangkatnya dari serangan kejahatan siber.

Menurut perusahaan keamanan siber dan antivirus Kaspersky pengguna ponsel perlu memeriksa secara rutin pada perangkat untuk memastikan keamanan privasi dan data pribadi.

Berikut lima pemeriksaan keamanan reguler yang dapat diterapkan untuk ponsel Android secara rutin dari Kaspersky, yang dikutip dari Antara, Sabtu, 8 Agustus 2020.

1. Memeriksa aplikasi 

Mulailah dengan daftar aplikasi yang diinstal. Telusuri dengan cermat dan segera menghapus aplikasi apa pun yang tidak Anda gunakan. 

Hal ini dapat membawa sejumlah manfaat. Pertama, menyisakan lebih banyak ruangan penyimpanan media pada ponsel dapat meningkatkan kinerja memori tidak bekerja secara optimal saat kapasitas penuh. 

Kedua, saat aplikasi tidak terpakai dihapus, Anda akan meningkatkan masa pakai baterai. 

Ketiga, Anda tidak akan menjadi target potensial bagi mata-mata dan pencuri, jika terdapat aplikasi yang berpotensi berbahaya di ponsel Anda. 

Bahkan, program yang sah sekalipun dapat menjadi sumber infeksi jika diretas, atau jika pengembangnya tanpa sadar menggunakan komponen berbahaya dalam kode aplikasi. 

Dengan demikian, semakin sedikit aplikasi berarti semakin kecil peluang terjadinya insiden keamanan.

2. Memeriksa izin aplikasi 

Setelah hanya aplikasi yang benar-benar digunakan ada pada ponsel, Anda perlu memeriksa permission atau "izin" aplikasi. 

Aturan utamanya, jangan membagikan hak yang tidak perlu saat memasang aplikasi baru. Semakin banyak izin akses yang dimiliki aplikasi, semakin banyak hal yang dapat dilakukan pada perangkat Anda. 

Artinya, semakin banyak pula data pribadi yang dapat dikumpulkan. Jadi, hanya berikan izin setiap aplikasi seminimal mungkin untuk pengoperasian. 

Berikan perhatian khusus pada izin yang terkait dengan aplikasi admin perangkat (device admin apps) dan aksesibilitas, berikan izin hanya jika Anda mempercayai aplikasi tersebut 100 persen. Sekali lagi, jangan pernah takut untuk mencabut izin. 

Jika Anda mencabut izin dan aplikasi berhenti berfungsi atau beberapa fitur hilang, Anda selalu dapat memunculkannya kembali.

3. Memeriksa pembaruan 

Pembaruan penting karena dapat memperbaiki kerentanan, yang berarti mampu melindungi Anda dari serangan. 

Aplikasi dari Google Play umumnya diperbarui secara otomatis, namun untuk memastikan, Anda dapat mengunjungi secara langsung dan mengunduh versi terbaru. 

Jika Anda mengunduh sesuatu yang bukan dari toko resmi (yang tidak dianjurkan untuk dilakukan), Anda harus melacak pembaruan secara manual.

4. Lakukan pemindaian dengan perangkat lunak antivirus 

Google Play memiliki antivirus-nya sendiri yaitu Google Play Protect, yang memeriksa aplikasi yang akan diunggah di toko resmi milik Google tersebut. Dengan kata lain, jika Anda mengunduh aplikasi dari toko resmi, kemungkinan besar aplikasi itu aman. 

Walaupun segala kemungkinan dapat muncul dari waktu ke waktu, namun setidaknya di Google Play, aplikasi berbahaya dapat dideteksi dan kemudian dihapus. 

Berbeda cerita jika Anda menginstal aplikasi dari toko lain atau mengunduhnya ke ponsel cerdas secara manual sebagai file APK, tidak ada jaminan bahwa aplikasi tersebut aman. 

Oleh karena itu, Anda disarankan untuk memindai konten ponsel secara berkala dengan utilitas antivirus seluler. 

Dengan solusi keamanan gratis, pemindaian biasanya harus dijalankan secara manual. Ini paling baik dilakukan setelah menginstal aplikasi baru, atau setelah pembaruan. 

Jika khawatir melewatkannya, pilihlah solusi yang secara otomatis memindai perangkat sesuai dengan jadwal yang Anda tetapkan.

5. Periksa kebocoran data 

Perangkat Android kemungkinan besar menyimpan banyak informasi pribadi, dari foto hingga aplikasi jejaring sosial dengan seluruh percakapan yang Anda miliki. Sayangnya, kebocoran data menjadi lebih umum. 

Jika, misalnya kata sandi atau nomor kartu bank Anda jatuh ke tangan pelaku kejahatan siber, Anda mungkin dibiarkan hingga menjadi korban penipuan. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui tentang berbagai kemungkinan tentang kebocoran. 

Informasi tentang kebocoran kini sudah banyak tersedia. Dalam banyak kasus, perusahaan memberi tahu pelanggan mereka, dan Anda juga bisa mendapatkan informasi di situs berita TI. 

Namun, sebagian besar kasus kebocoran adalah tentang perusahaan dan layanan yang tidak Anda ketahui atau gunakan. Untuk meminimalkan hal yang tidak perlu, Anda dapat kembali menggunakan solusi antivirus.[]

Berita terkait
Perkembangan Android dari Masa ke Masa
Sistem operasi Android memulai kiprahnya tahun 2000-an. Sebelum Google mengakuisisi, sistem operasi ini dikembangkan oleh Android Inc.
Pengguna Android Loyalitas Lebih Tinggi daripada iOS
Terdapat dua sistem operasi seluler arus utama dalam industri gawai sekarang ini, yaitu Android (Google) dan iOS (Apple).
RCS dari Google, Bikin Fitur SMS Android Berevolusi
Layanan pesan singkat (SMS) bakal mengalami evolusi besar dengan dukungan teknologi RCS dari perusahaan raksasa teknologi Google.
0
Siap Bersaing dengan Khofifah di Jatim, Yenny Wahid: Perjuangan Kita Selalu Berdasarkan Hati
Yenny Wahid menanggapi Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa yang akan membantu pemenangan Prabowo-Gibran di Jawa Timur.