Jangan Pakai WiFi Gratis Publik Akses E-Banking

Kominfo menegaskan agar tidak pakai jaringan WiFi publik saat mengakses situs web dengan informasi sensitif, misalnya e-banking.
Ilustrasi akses twitter melalui ponsel pintar. (Foto: Antara/Shutterstock)

Jakarta - Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rosarita Niken Widiastuti menuturkan sejumlah langkah untuk menghindari aksi crime pencurian data pribadi. Salah satunya tidak pakai jaringan WiFi publik saat mengakses situs web dengan informasi sensitif, misalnya e-banking.

Menurut Niken, masyarakat harus memahami jenis data pribadi dan relevansinya sebegai upaya mencegah pencurian data pribadi. Ia mengatakan, ketika hendak mengunduh aplikasi, pengguna perlu memahami tentang jenis data pribadi, seperti jenis produk jasa, layanan yang disediakan, serta memeriksa ketentuan kebijakan privasi.

"Agar terlindungi dari pencurian data, kita perlu batasi penampilan data pribadi di internet. Untuk melindungi dan mengatur data pribadi kita. Pahami perizinan aplikasi beserta relevansinya," kata Niken ketika mengikuti seminar daring bertajuk Pelindungan Data Pribadi di Jakarta, dikutip dari keterangan resminya.

Ingatlah untuk selalu log out atau keluar dari situs web, jika perlu menggunakan komputer publik untuk mengakses akun pribadi.

Niken menyontohkan, saat ini tindakan pencegahan kebocoran data pribadi bisa dilakukan dengan cara jangan menyerahkan data pribadi ke situs web untuk mendapatkan hadiah.

"Seringkali, begitu ada notifikasi pada gawai kita dengan isi pesan mendapatkan hadiah Rp 175 juta karena terpilih sebagai pemenang dalam kuis yang diselenggarakan oleh operator, maka itu adalah bentuk penipuan," tuturnya.

Selain itu, untuk melindungi data pribadi, masyarakat disarankan untuk jangan menggunakan komputer umum atau jaringan WiFi publik pada saat mengakses situs web dengan informasi sensitif.

"Misalnya, transfer uang melalui e-banking, belanja online web mail, dan lain sebagainya. Ingatlah untuk selalu log out atau keluar dari situs web, jika perlu menggunakan komputer publik untuk mengakses akun pribadi," ujar Niken.

Lebih lanjut, Niken mengatakan langkah lain untuk menghindari penyalahgunaan data adalah dengan tidak memberi izin pada perangkat sebagai pengingat detail login. "Kemudian, hapus titik akses WiFi dalam pengaturan jaringan perangkat seluler setelah menggunakan Hotspot WiFi publik," tuturnya.

Dalam webinar tersebut, Niken berpesan kepada masyarakat Indonesia untuk berhati-hati dengan pesan email yang meminta data pribadi, dan jangan membuka lampiran apapun, atau klik tautan apapun dari pesan email yang tidak terduga.

Menurutnya, masyarakat juga perlu menginstal dan memperbarui secara teratur perangkat lunak anti pencurian, anti virus dan juga perangkat lunak keamanan sistem operasi, serta jangan meng-instal perangkat lunak bajakan sebagai langkah preventif untuk melindungi data pribadi.

"Itulah sekilas mengenai bagaimana kita harus melindungi data pribadi kita agar jangan sampai data pribadi kita ter-transfer atau bisa di-share ke pihak yang tidak mempunyai otoritas dan kewenangan terhadap data tersebut," tutur Niken.

Berita terkait
Xiaomi Bantah Laporan Forbes Atas Pencurian Data
Xiaomi membantah laporan Forbes yang menyatakan secara diam-diam mengambil data pengguna dari peramban atau browser bawaan ponsel.
91 Juta Data Konsumen Dicuri, Tokopedia: Kami Korban
Pencurian data 91 juta data pelanggan merupakan serangan siber, pihak ketiga tidak bertanggung jawab, insiden, Tokopedia adalah korban.
91 Juta Data Member Tokopedia Bocor, Bisa Diunduh Bebas
Sebanyak 91 juta data pengguna Tokopedia tersebar di salah satu grup di Facebook dan dapat diunduh gratis.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)