TAGAR.id, Jakarta - Gempa adalah getaran atau goncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi yang tiba-tiba dalam kerak bumi. Pelepasan energi ini disebabkan oleh pergerakan tectonic (tektonik) yang melibatkan lempeng-lempeng batuan di bawah permukaan bumi.
Gempa bumi terjadi ketika tekanan yang terakumulasi dalam kerak bumi melebihi ketahanan batuan, sehingga terjadi pergeseran tiba-tiba pada batuan tersebut. Pergeseran ini menyebabkan gelombang energi yang merambat melalui bumi dan menyebabkan getaran atau goncangan di permukaan bumi.
Getaran atau goncangan dari gempa bumi dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan, infrastruktur, dan lingkungan. Gempa bumi juga dapat menyebabkan longsor, tsunami, dan bahkan letusan gunung berapi dalam beberapa kasus ekstrem.
Skala untuk mengukur kekuatan gempa bumi adalah skala magnitudo, seperti skala Richter atau skala magnitudo moment (Mw). Semakin tinggi angka dalam skala magnitudo, semakin besar energi yang dilepaskan dan semakin kuat gempa bumi tersebut.
Gempa bumi adalah fenomena alam yang alami dan sering terjadi di berbagai belahan dunia. Beberapa wilayah lebih rentan terhadap gempa bumi daripada wilayah lainnya, tergantung pada posisi geografis dan aktivitas tectonic di wilayah tersebut.
Untuk mengurangi risiko kerusakan akibat gempa bumi, banyak daerah telah mengadopsi peraturan bangunan dan langkah-langkah mitigasi risiko gempa.
Tinggal di Daerah Rentan Gempa
Ketika tinggal di daerah yang rentang gempa, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk meningkatkan keselamatan dan mempersiapkan diri menghadapi potensi gempa. Berikut adalah beberapa langkah yang disarankan:
1. Mengetahui risiko gempa
Ketahui potensi risiko gempa di daerah tempat tinggal dengan memahami sejarah gempa di wilayah tersebut dan informasi dari lembaga atau otoritas terkait.
2. Memahami prosedur evakuasi
Ketahui jalur evakuasi dan lokasi tempat berlindung yang aman di sekitar tempat tinggal, sekolah, atau tempat kerja.
3. Membangun rumah yang tahan gempa
Jika memungkinkan, pastikan rumah dibangun dengan struktur yang tahan gempa atau dilengkapi dengan fitur-fitur pengaman gempa, seperti baut pengikat dan dinding yang kuat.
4. Menguatkan benda berat
Pastikan perabotan atau benda-benda berat seperti lemari atau rak dinding aman dan terikat dengan baik sehingga tidak jatuh saat terjadi gempa.
5. Membuat rencana keluarga
Diskusikan rencana tindakan dengan anggota keluarga mengenai apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa, termasuk lokasi pertemuan setelah gempa.
6. Menyiapkan perlengkapan darurat
Siapkan kit darurat yang berisi peralatan penting seperti obat-obatan, senter, makanan kaleng, air bersih, dan alat pertolongan pertama.
7. Belajar teknik penyelamatan
Pelajari teknik penyelamatan dasar seperti drop, cover, and hold on (merunduk, menutupi kepala, dan berpegangan pada meja atau tempat perlindungan lainnya) selama gempa.
8. Ikuti peringatan dan instruksi
Selalu ikuti peringatan dan instruksi dari otoritas setempat, seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ketika terjadi gempa atau ancaman gempa.
9. Menghindari bahaya setelah gempa
Setelah gempa, hindari gedung yang rusak atau rawan runtuh, serta jauhi daerah yang berpotensi terkena tsunami jika tinggal di dekat pantai.
10. Berpartisipasi dalam simulasi atau latihan evakuasi
Jika tersedia, berpartisipasilah dalam simulasi atau latihan evakuasi gempa untuk memahami lebih baik bagaimana menanggapi situasi darurat dengan benar.
Ingatlah bahwa selalu lebih baik mencegah daripada mengobati. Menjadi proaktif dalam persiapan dan kesadaran akan risiko gempa akan membantu melindungi keselamatan dan kesejahteraan diri dan orang-orang di sekitar. []