Tiga Pilar Utama Mengawal Kesuksesan Program Buku Bacaan Bermutu di Indonesia

Kemendikbudristek terus berkomitmen meningkatkan kemampuan literasi generasi muda Indonesia. Simak ulasannya berikut ini.
Tiga Pilar Utama Mengawal Kesuksesan Program Buku Bacaan Bermutu di Indonesia. (Foto: Tagar/Kemendikbud)

TAGAR.id, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berkomitmen meningkatkan kemampuan literasi generasi muda Indonesia. 

Hal ini dikukuhkan dengan peluncuran kebijakan Merdeka Belajar episode ke-23: “Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia”. Tiga pilar utama menjadi acuan untuk mengawal kesuksesan program agar dapat berjalan dengan baik hingga ke pelosok tanah air.

“Terdapat tiga pilar utama yang menjadi acuan dalam implementasi kebijakan Merdeka Belajar episode ke-23: “Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia”, yaitu 1) pemilihan dan perjenjangan, 2) cetak dan distribusi, serta 3) pelatihan dan pendampingan,” ucap Menteri Pendidikan, Kebudayaan Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim dalam paparannya saat peluncuran di Jakarta, Senin, 27 Februari 2023. 

Pilar pertama yaitu pemilihan dan perjenjangan. Kemendikbudristek memilih buku berdasarkan kriteria buku bacaan bermutu, yaitu buku yang sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak. 


Anak-anak harus dibiasakan membaca buku. Kami mengajak orang tua dan tenaga pendidik untuk membiasakan anak-anak membaca dan menikmati membaca, baik di sekolah maupun di rumah.


Kemudian, terpilihlah 560 judul buku dari pelatihan penulis/ilustrator lokal, terjemahan bahasa daerah ke bahasa Indonesia dan bahasa asing ke bahasa Indonesia, serta modul literasi numerasi siswa kelas 1-6 SD. 

“Buku-buku itu telah dipilih, dijenjangkan, dan diverifikasi serta dapat diakses publik secara gratis melalui platform digital Kemendikbudristek,” kata Nadiem.

Mendikbudristek mengungkapkan bahwa pada kondisi sebelumnya, buku bacaan belum sesuai dengan minat dan kemampuan baca anak. Selain itu, buku bacaan bermutu kurang banyak tersedia di perpustakaan dan pojok baca sekolah. 

“Kini, telah tersedia buku bacaan bermutu di perpustakaan dan pojok baca sekolah yang membantu (siswa) memilih buku bacaan yang sesuai minat dan kemampuan baca anak,” terangnya.

Pilar kedua yakni cetak dan distribusi. Kemendikbudristek menyediakan dan mendistribusikan sebanyak 560 judul buku bacaan bermutu dengan total 15.356.486 eksemplar ke daerah 3T yang terdiri atas 5.963 PAUD dan 14.595 SD, serta daerah lainnya yang memiliki nilai kompetensi literasi/numerasi tergolong rendah.

“Melalui proses lelang Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Kemendikbudristek berkolaborasi dengan dinas pendidikan, pegiat literasi, TNI, dan masyarakat setempat untuk memaksimalkan pendistribusian buku ke 470 kabupaten/kota yang paling membutuhkan,” jelas Nadiem.

Pilar ketiga adalah pelatihan dan pendampingan. Menurut Mendikbudristek, kunci keberhasilan penggunaan buku bacaan terletak pada kemampuan kepala sekolah, guru, dan pustakawan dalam mengelola buku bacaan dan memanfaatkan buku bacaan untuk meningkatkan minat baca dan kemampuan literasi siswa.

Saat ini kata Nadiem, upaya pelatihan dalam pengelolaan buku bacaan telah disampaikan kepada kepala sekolah, guru, dan pustakawan agar mereka dapat memajang, merawat, serta merotasi/menyimpan buku secara baik. 

Selain itu, mereka juga dilatih untuk dapat mempraktikkan langkah-langkah pemanfaatan buku bacaan dengan cara 1) membaca nyaring, 2) membaca bersama, 3) meminjamkan buku, 4) menggunakan buku untuk kegiatan ekstrakurikuler, serta 5) menggunakan buku untuk melatih guru/sekolah lain.

“Pelatihan dilakukan secara berjenjang mulai dari pelatihan tingkat nasional, regional, dan kabupaten di 2022 dan tingkat sekolah di 2023. Materi-materi pelatihan dapat diakses secara mandiri oleh kepala sekolah dan guru melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM),” sambungnya.

Upaya peningkatan mutu bacaan semakin serius dilakukan oleh Kemendikbudristek sejak tahun 2022 dengan melibatkan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa); Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP); Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (Ditjen PAUDDikdasmen); serta Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK). 

Sejak saat itu, tercatat 15 juta lebih eksemplar buku telah didistribusikan untuk 20 ribu lebih PAUD dan SD yang paling membutuhkan di berbagai wilayah.

Dukungan Para Pemangku Kepentingan

Pada kesempatan ini, Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat menyampaikan rasa terima kasih atas perhatian pemerintah yang menyediakan bantuan buku dan modul literasi. 

“Saya mengimbau kepada guru dan murid di sekolah penerima buku untuk memanfaatkan buku-buku tersebut dengan baik untuk mewujudkan generasi cerdas berkarakter,” katanya.

Gubernur NTB, Zulkieflimansyah menilai bahwa dengan buku-buku yang berkualitas dapat melatih imajinasi dan wawasan anak-anak terhadap informasi yang sifatnya lintas waktu dan tempat. 

“Kami harap kegiatan ini bisa terus berlanjut tidak hanya untuk daerah tertinggal saja tapi juga (untuk) seluruh kabupaten/kota di Indonesia,” imbuhnya.

Berikutnya, Gubernur Riau, Syamsuar turut menggarisbawahi pentingnya penyediaan buku dengan konten menarik untuk meningkatkan daya tarik pembaca. Selain itu, ia juga berharap, semoga dengan program ini, indeks literasi Indonesia akan meningkat dari tahun ke tahun.

Tak ketinggalan, Penjabat (Pj.) Bupati. Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara, Rinny Tamuntuan yang meyakini bahwa untuk meningkatkan kemampuan literasi, buku bacaan merupakan media yang sangat bermanfaat. Oleh karena itu, ia beserta jajarannya akan mendukung program Buku Bacaan Bermutu.

“Saya selaku penjabat bupati bersama kepala dinas pendidikan dan kebudayaan daerah akan memberikan perhatian khusus kepada fasilitator pendamping supaya guru dapat memanfaatkan buku-buku ini semaksimal mungkin sebagai bahan ajar yang mendukung peningkatan mutu literasi di sekolah,” tutur Rinny.

“Bantuan buku sejumlah lebih dari 134 ribu eksemplar yang diberikan oleh Kemendikbudristek kepada 80 SD di Lombok Utara tentu akan bisa dimanfaatkan anak-anak kami, sehingga mendukung pembangunan SDM di Lombok Utara ke depannya,” imbuh Bupati Lombok Utara, Provinsi NTB, Najmul Akhyar.

Senada dengan yang disampaikan sebelumnya, Wali Kota Dumai, Provinsi Riau, Paisal mengakui, hibah buku memang diperlukan di daerah yang masih kurang buku bacaan bermutu. 

“Kami menyambut baik program pendampingan pemanfaatan buku bacaan literasi yang diselenggarakan ini semoga berjalan sukses dan berkesinambungan,” tambahnya. Ia optimistis, program Buku Bacaan Bermutu yang diikuti oleh 30 SD di daerahnya, akan menambah minat anak dalam membaca.

“Anak-anak harus dibiasakan membaca buku. Kami mengajak orang tua dan tenaga pendidik untuk membiasakan anak-anak membaca dan menikmati membaca, baik di sekolah maupun di rumah,” imbau Bupati Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau, Abdul Haris.

“Semoga buku-buku bermutu ini akan menambah (khazanah) keilmuan bagi guru dan peserta didik di Indonesia,” sambung Wakil Bupati Musi Rawas Utara, Provinsi Sumatra Selatan, Inayatullah.

Anggota Komisi X DPR RI, Fraksi PDI-P, Andreas Hugo Pareira turut menyampaikan dukungan. “Semoga dengan adanya buku-buku ini dapat meningkatkan minat baca dan indeks literasi anak-anak Indonesia,” pungkasnya. []

Berita terkait
Kemendikbudristek Luncurkan Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia
Kemendikbudristek meluncurkan kebijakan Merdeka Belajar Episode Ke-23: Buku Bacaan Bermutu untuk Literasi Indonesia. Begini fokusnya.
Kemendikbudristek Berikan Layanan Advokasi untuk Penuhi Hak Penghayat Kepercayaan
Pemerintah Indonesia hadir untuk menjamin hak konstitusional penghayat kepercayaan dan masyarakat adat. Simak ulasannya.
Kemendikbudristek Gelar Acara Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2022: Bangkit Bersama Majukan Bahasa Indonesia
Kemendikbudristek Gelar Acara Puncak Bulan Bahasa dan Sastra 2022: Bangkit Bersama Majukan Bahasa Indonesia Bertepatan pada Hari Sumpah Pemuda.