Kemendikbud Kembali Hadirkan Seniman Masuk Sekolah

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali melaksanakan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS).
Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid. (Foto: Tagar/Dok Kemendikbud)

Jakarta - Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali melaksanakan Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) Tahun 2020. 

Direktur Jenderal Kebudayaan Hilmar Farid menyampaikan bahwa program GSMS ini selain untuk melatih siswa dalam bidang seni, sekaligus untuk menyelenggarakan pendidikan karakter melalui fasilitasi ekspresi diri peserta didik dengan cara-cara artistik.

“Gagasan dasarnya untuk mempertemukan seniman dengan siswa agar mendapatkan pengalaman tangan pertama tentang bagaimana berkreasi, merumuskan ide, sampai eksekusi,” disampaikan Hilmar Farid dalam taklimat media virtual di Jakarta, Rabu, 2 September 2020, seperti dilansir laman resmi Kemendikbud. 

Program ini menjadi salah satu upaya menguatkan pendidikan karakter serta menciptakan ekosistem sekolah yang berbudaya.

Sementara, Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan, Restu Gunawan menuturkan bahwa salah satu program prioritas Kemendikbud ini dilaksanakan sejak tahun 2017.

Target sasaran GSMS tahun 2020 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya karena realokasi dan refocusing anggaran untuk penanganan Covid-19. Namun, dengan gotong royong antara pemerintah pusat dan daerah melalui berbagi beban pembiayaan, program GSMS tetap berjalan di 16 lokasi.

Anggaran itu nantinya berbagi antara APBD dan APBN untuk membiayai honorarium para seniman dan pendampingnya. Untuk program tahun ini ada 210 seniman yang terlibat untuk sekitar 4.200-an siswa yang ikut program dari tingkat SD sampai SMA/SMK, swasta dan negeri.

Penyelenggaraan lokakarya untuk seniman dilakukan secara TOT (Training of Trainee) oleh Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan selama bulan September. 

Lokakarya ini diharapkan dapat membantu para seniman siap mengajarkan seni budaya kepada para siswa. Materi pembelajaran yang diberikan seniman kepada siswa didik berupa materi yang telah disepakati oleh Dinas, sekolah, dan seniman berupa seni pertunjukan (tari, musik/seni suara, teater), seni rupa, seni media, atau sastra.

Kemudian, pada akhir proses pembelajaran, Dinas pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota dapat menyelenggarakan pertunjukan/pameran hasil pembelajaran para siswa dengan seniman dengan tetap mengikuti protokol kesehatan pengendalian Covid-19 dan membuat dokumentasi berupa video.

Program GSMS, kata Restu, juga menjadi salah satu cara untuk memfasilitasi para seniman lokal untuk memberikan pembelajaran seni budaya melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Seniman yang dimaksud di sini ialah individu (perupa, penyair, penyanyi, dan sebagainya) yang memiliki bakat seni dan telah menciptakan dan menyelenggarakan karya seni.

“Seleksi para seniman yang terlibat dilakukan oleh pemerintah daerah masing-masing. Kami di Kemendikbud memberikan panduan kriterianya,” kata Restu Gunawan. []

Berita terkait
Ombudsman Ingatkan Kemendikbud Bijak Pilih Operator
Ombudsman mengingatkan Kemendikbud agar lebih bijaksana memilih mitra operator telekomunikasi penyalur subsidi kuota data.
Bara JP Minta Anggaran Kuota Rp 9 Triliun Kemendikbud Diawasi Ketat
Bara JP meminta publik agar mengawasi secara ketat anggaran kuota internet Rp 9 triliun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Subsidi Internet Kemendikbud Harus Tepat Sasaran
Kementerian Pendidikan (Kemendikbud) diharap benar-benar jeli memilih operator yang akan diajak bekerja sama untuk pemberian subsidi internet.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.