Tiga Daerah di Jatim Rawan Pencurian Kendaraan Bermotor

Kejahatan jalanan di Jawa Timur pada tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018 yang lalu.
Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Leo M Sinambela. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Kejahatan Jalanan di Provonsi Jawa Timur (Jatim) pada tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018 lalu. Hal itu berdasarkan hasil Ops Sikat Semeru 2019 yang dilakukan oleh jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Jatim pada 16 hingga 23 September 2019.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim, AKBP Leo M Sinambela mengatakan selama 12 hari operasi pihaknya berhasil menggungkap 17 kasus dan 17 pelaku kejahatan jalanan di wilayah Jatim.

"Ops Sikat Semeru 2019 ini dilaksanakan seluruh jajaran Polda Jatim dengan sasaran yaitu kejahatan jalanan baik curas (pencurian dengan kekerasan), curat (pencurian dengan pemberatan), curanmor (pencurian kendaraan bermotor), gendam, dan kejahatan bernuansa kekerasan lainnya," ujarnya saat rilis di Mapolda Jatim, Kamis 3 September 2019.

Dari 17 kasus yang berhasil diungkap dominan kejahatan yang terjadi adalah kasus curat dan curanmor.

"Adapun kejahatan yg diungkap paling dominan adalah Curat sebanyak 8 kasus, kemudian curanmor atau penadahan dan pemalsuan terkait data kendaraan ada 6 kasus, curas 1 kasus, gendam 1 kasus, dan kekerasan yg menyebabkan kematian 1 kasus," beber dia.

Ia mengaku 17 kasus tersebut terungkap di delapan kabupaten dan kota di Jatim, yakni Sidoarjo, Pasuruan, Lumajang, Banyuwangi, Jember, Mojokerto, Trenggalek, dan Lamongan.

Yang paling menonjol kasus Ranmor (curanmor). Ada tiga daerah yang paling rawan seperti Lumajang, Jember, dan Banyuwangi.

Leo menambahkan ada 1 korban meninggal dan pelakunya berhasil ditangkap.

Dalam pengungkapan kasus tersebut, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang bukti diantaranya 11 unit kendaraan roda 4 dan 3 unit kendaraan roda 2.

Leo juga mengungkapkan dalam Ops Sikat Semeru yang dilakukan, polisi mendapati modus baru dalam aksi curanmor.

Pelaku, kata Leo, menyewa kendaraan roda 4 dan memasang alat pengacak GPS sebelum mobil tersebut dikembalikan

"Mobil dikembalikan pelaku setelah itu dia melakukan aksinya (memasang pengacak GPS). Jadi pelaku sudah tahu mobil ini mau ke mana. Begitu parkir malam hari, dini harinya langsung dikerjakan (dicuri). Itu modus baru," ungkapnya.

Leo pun menyampaikan kepada masyarakat agar berhati-hati saat memarkirkan kendaraannya supaya tidak menjadi korban Curanmor. []

Baca juga

Berita terkait
Kasus Perusakan Bendera di AMP Surabaya Jalan di Tempat
Hal tersebut terjadi karena Kepolisian Resort Kota Besar Surabaya kesulitan memeriksa saksi dari pihak mahasiswa Papua.
Surabaya Antisipasi Eksodus Warga Korban Rusuh Wamena
Jawa Timur mulai mengantisipasi adanya eksodus warga Jatim di Wamena Papua yang kembali ke kampung halamannya.
Disatroni Satpam, Pria di Surabaya Kabur Tinggalkan Tas
Seorang pria di ATM Mandiri Surabaya melarikan diri karena didatangi satpam. Pria misterius itu meninggalkan tas yang berisikan sajam dan Alquran.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.