Bandung - Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat menegaskan dengan memaksimalkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), larangan mudik dan tes masif prsebaran virus corona baru (Covid-19) di Jawa Barat dinilai bisa dikurangi.
Menurut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, dengan mengurangi pergerakan atau mobilitas masyarakat melalui PSBB dan larangan mudik diklaim bisa menekan kasus impor Covid-19 dari zona merah atau episentrum corona. Sedangkan tes masif bisa memetakan persebaran Covid-19 di Jawa Barat.
“Keberhasilan melawan Covid-19 dalam situasi sekarang ada 3 strategi, yaitu PSBB yang ketat, melarang mudik agar tidak ada kasus impor, lalu tes masif. Di situlah kita bisa menurunkan persebaran Covid-19,” tuturnya saat menghadiri acara penerimaan bantuan dari donatur untuk penanganan Covid-19 di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin, 4 Mei 2020.
Hal ini bercermin dari lima wilayah yaitu Kabupaten dan Kota Bogor, Depok serta Kabupaten dan Kota Bekasi (Bodebek) yang mulai PSBB sejak 15 April dinilai berhasil menurunkan angka peningkatan kasus Covid-19. Padahal sebelumnya Bodebek memiliki kasus tertinggi dibandingkan wilayah lainnya di Jawa Barat. “Berita baiknya, Jabar PSBB nya relatif berhasil, Bodebek khususnya yang tadinya tertinggi dalam kecepatan penularan sekarang sudah turun,” kata dia.
Ironisnya, kota dan kabupaten yang tidak menerapkan PSBB justru trend kasus Covid-19 nya meningkat. Oleh karena itu, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat akan menerapkan PSBB provinsi agar trend peningkatan tersebut bisa turun.
Bantuan untuk Penangan Covid-19 di Jabar. Ia pun mengapresiasi atas bantuan dari para donatur yang telah membantu dalam upaya percepatan penanggulangan Covid-19 di Jabar. Bantuan diterima langsung oleh Jabar Bergerak dengan rinciannya, 20.000 surgical mask dan 1.000 KN95 dari Yayasan Solusi Bersinar Indonesia. Bantuan dari Bank Sampah Bersinar, 62 baju alat pelindung diri (APD), dan 160 paket sembako dari Asosiasi Eksportir dan Produsen Handicraft Indonesia (ASEPHI), APD dari UNIKOM, 10.000 paket sembako dan 30.000 pack nasi bungkus dari Gereja Sahabat Kota, dan 1.000 nasi kota dari Grab.
"Karena perangnya kesehatan maka pertempuran di lini depannya adalah dokter dan perawat. Untuk itu, saya apresiasi kepada pihak yang menyumbangkan alat-alat kesehatan maupun sembako dan donasi,” tambah dia. []