Jakarta - Tahun ini peringatan Maulid Nabi jatuh pada Kamis, 29 Oktober 2020. Dalam momen ini, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah daripada melakukan mudharat. Tak harus bepergian, sejumlah amalan ibadah bisa dijalankan di rumah.
Maulid Nabi diketahui merupakan momen kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bila berdasarkan kalender hijriah tepat pada12 Rabiul Awal 1440.
Umat muslim yang bersuka cita bisa melakukan amalan saat Maulid Nabi seperti memperbanyak selawat Nabi. Selain itu ada juga amalah sunnah lainnya yang bisa dilakukan dalam momen ini.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut amalan yang dianjurkan saat Maulid Nabi:
1. Bersyukur sembari berselawat
Setiap umat muslim disunnahkan memperlihatkan rasa syukurnya dengan berselawat. Lakukanlah selawat bersama dengan keluarga, melakukan aktivitas yang bisa mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sebagaimana di dalam Al-Qur'an dijelaskan pada surah Al Ahzab ayat 56 yang berbunyi:
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
Artinya "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya" (QS Al- Ahzab:56)
Baca juga:
- 5 Cara Memulai Olahraga Bagi Penderita Diabetes, Jangan Gegabah
- Cara Mendeteksi Kanker Payudara pada Pria, Jangan Terlambat
2. Berpuasa
Nabi Muhammad SAW selalu berpuasa setiap Senin dan Kamis untuk mensyukuri nikmat Allah.
Dari Abu Qatadah Al-Anshar, ketika beliau ditanya mengapa berpuasa pada hari Senin, Nabi Muhammad SAW menjawab, "Pada hari itu aku dilahirkan dan hari aku dibangkitkan (hari diturunkan Al-Quran) kepadaku" (HR. Muslim).
Dengan keterangan beliau menunjukkan bahwa Rasulullah SAW mensyukuri hari lahirnya dengan cara berpuasa.
3. Bersedekah dan beramal saleh
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW dengan berbahagia dan bersyukur bisa dengan melakukan bersedekah.
Lakukanlah khataman Al-Quran, lantas bersedekah dengan memberi makan anak yatim piatu dan dhuafa. Atau bisa dengan menghidangkan menu dan lauk kepada orang yang membutuhkan. (Niswatul Mahmudah)