Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan bahwa berwirausaha menjadi pilihan strategis bagi para milenial yang berpotensi sangat baik bagi perekonomian bangsa. hal ini disampaikannya dalam acara Kagama Inkubasi Bisnis XX bertema “Daya Tahan UMKM di Masa Pandemi: Strategi Inovasi UMKM agar Tangguh dan Berkembang di Masa Sulit”.
Selain tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis. Potensi ini juga kita tangkap dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini baru 3,47% saja.
Teten menjelaskan, jumlah wirausaja di Indonesia masih rendah sehingga ada tantangan besar untuk mendorong kewirausahaan di tanah air.
“Selain tekad kemandirian yang tinggi, milenial juga sangat dinamis. Potensi ini juga kita tangkap dalam rangka meningkatkan rasio kewirausahaan Indonesia yang saat ini baru 3,47% saja relatif rendah dibandingkan Thailand 4,26%, Malaysia 4,74%, dan Singapura 8,76%,” tutur Teten berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Tagar, Senin, 3 Mei 2021.
Menurut Tetan, populasi penduduk saat ini sekitar 270 juta jiwa di mana 68,75% masuk dalam usia produktif dengan Generasi Milenial 69,90 juta jiwa atau 25,87 persen dan Generasi Z 75,49 juta jiwa atau setara dengan 27,94 persen dari populasi.
“Jumlah ini tidak seluruhnya diserap oleh sektor pemerintah dan swasta. Pandemi Covid-19 juga meningkatkan jumlah pekerja informal sebesar 1,18 juta atau 2,62 persen dibanding tahun 2019 berdasarkan data Sakernas BPS 2020,” sebutnya.
Teten menerangkan, Pemerintah tengah menyusun Rancangan Perpres Pengembangan Kewirausahaan Nasional sekaligus turunan dari UU Cipta Kerja dan PP No 7/2021.
“Ini akan fokus melahirkan wirausaha baru,” ucapnya.
Regulasi ini, juga menjadi instrumen yang nantinya diharapkan dapat memastikan target wirausaha muda mapan dengan inovasi, teknologi, berkelanjutan, dan membuka seluas-luasnya lapangan kerja.
“Target rasio kewirausahaan tahun ini sebesar 3,55% dan sebesar 4% di tahun 2024,” tandasnya.
Selain itu, KemenkopUKM juga tengah memperkuat UMKM go digital dengan 2 pendekatan, peningkatan kapasitas usaha melalui penguatan database, peningkatan kualitas SDM, dan pengembangan Kawasan/Klaster Terpadu UMKM. Kemudian juga perluasan pasar digital melalui Kampanye BBI, on boarding platform pengadaan barang & jasa (LKPP, PaDI), Live Shopping, dan Sistem Informasi Ekspor UMKM.
- Baca juga : Teten Masduki: Produk UMKM Kini Masuk Hotel Berbintang
- Baca juga : Teten Masduki: Hadapi Fintech, Koperasi Harus Berekosistem Digital
“Inkubator bisnis Kagama akan sangat strategis jika menjadi bagian dalam program-program ini,” ungkapnya.
Adapun peran Inkubasi Bisnis Universitas Gadjah Mada sangat strategis, lanjut dia, dalam memberikan akses informasi, pengetahuan, digitalisasi, maupun teknologi bagi mahasiswa/ UMKM untuk menjadi wirausaha/start-up sukses dan pihaknya merasa senang untuk bisa berkolaborasi.
“Kami berharap dengan strategi inovasi UMKM agar tangguh dan berkembang di masa sulit semoga segera melahirkan wirausahawan-wirausahawan unggul dan tangguh,” tandas Teten Masduki. []