Jakarta - Pengamat terorisme dari jurnal Intelijen Stanislaus Riyanta mengimbau agar Polisi Republik Indonesia (Polri) mewaspadai dan memperketat keamanan menjelang hari raya Natal dan Tahun Baru 2020, mengingat kejadian ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Sumatera Utara, Rabu pagi, 13 November 2019.
Menurutnya, teroris mencari momentum dan lokasi yang bakal menjadi target serangan utamanya pada hari-hari besar nasional.
Saya kira menjelang Natal dan Tahun Baru penjagaan harus diperketat. Terutama untuk instalasi kepolisian, tempat ibadah termasuk simbol-simbol Amerika.
"Ini paling penting sebenarnya dan harus waspada. Seperti pada bulan puasa, waktu Natal dan Tahun Baru, bahkan ada pada saat peristiwa nasional. Nah, ini menjadi waktu-waktu favorit mereka untuk melakukan aksi seperti itu," ujarnya kepada Tagar, Rabu, 13 November 2019.
Menjelang Natal 25 Desember mendatang dan Tahun Baru 2020, Stanislaus meminta aparat keamanan lebih memperketat penjagaan di tempat-tempat ibadah.
Pasalnya, kapan saja serangan itu bisa datang mengganggu umat beragama beribadah, bahkan kantor polisi mesti diperketat.
"Saya kira menjelang Natal dan Tahun Baru, penjagaan harus diperketat. Terutama untuk instalasi kepolisian, tempat ibadah termasuk simbol-simbol Amerika, karena al-Baghdadi meninggal karena pasukan Amerika," ucapnya.
Tak hanya itu, saat ini teroris menurutnya juga sudah mulai mengubah pola gerakan yang mungkin saja tidak dapat untuk diidentifikasi. Seperti halnya yang dilakukan pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan. "Pakai jaket ojek online. Ini modus baru," ucapnya. []