Sleman - Peristiwa penyiraman air keras yang menimpa goweser perempuan di Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta pada Kamis, 29 Oktober 2020 bukan pertama kali terjadi.
Kapolsek Ngaglik Komisaris Polisi (Kompol) Trie Adie Hari Sulistio mengatakan, peristiwa penyiraman serupa dengan cairan keras juga terjadi pada Rabu, 28 Oktober 2020. Dalam dua hari terjadi dua kali teror tersebut. “Teror penyiraman dengan air keras di Kecamatan Ngaglik ini terjadi selama dua hari berturut-turut di lokasi yang berbeda. Total korbannya ada tiga perempuan semua,” kata Kompol Trie Adi saat dikonfirmasi wartawa, Minggu, 1 November 2020.
Baca Juga:
Dari tiga korban yang terkena teror cairan air keras, tidak ada yang membuat laporan. Namun, pihaknya akan melakukan penyelidikan untuk mengungkap terduga pelaku yang belakangan ini sudah membuat resah masyarakat khususnya goweser.
Pihaknya berhasil memperoleh kontak handphone salah satu korban. Berdasarkan keterangan yang diperoleh, teduga pelaku berjumlah satu orang dengan menggunakan sepeda motor.
Teror penyiraman dengan air keras di Kecamatan Ngaglik ini terjadi selama dua hari berturut-turut di lokasi yang berbeda. Total korbannya ada tiga perempuan semua.
Mulanya, teduga pelaku beraksi dengan cara memepet korban yang sedang mengayuh sepedanya seorang diri. kemudian teduga melempar benda cair yang diduga soda api ke arah korban dan mengenai kaki. “Korban tidak tahu benda cair itu apa. Tahu-tahu kakinya panas saja,” ucapnya.
Berbekal dari keterangan korban, polisi juga memperoleh informasi terkait nomor kendaraan yang digunakan terduga. Namun saat dicek, nomor tersebut palsu.
Selain memeriksa saksi, polisi juga sedang mendalami rekaman CCTV di sekitar lokasi kejadian. Sehingga pihaknya berharap kasus itu bisa segera terungkap, dan menangkap pelaku yang menyiram air keras.
Baca Juga:
Guna menghindari kejadian serupa, Kapolsek meningkatkan patroli di sekitar lokasi kejadian dan wilayah sepi digunakan jalur sepeda. Ia juga mengimbau agar pegowes perempuan, agar tidak bersepeda sendirian saat pagi hari.
“Untuk goweser perempuan harap lebih berhati-hati lagi lebih baik bersepeda ramai-ramai. Kejadian yang menimpa salah satu korban sekitar pukul 05.30 dan korban saat itu bersepeda seorang diri,” kata Kompol Trie. []