Lagi, Goweser Meninggal Saat Bersepeda di Yogyakarta

Dalam catatan Tagar, sebulan terakhir terjadi tiga pesepeda meninggal saat mengayuh pedal di Yogyakarta.
Warga membantu evakuasi memasukkan sepeda ke dalam mobil setelah pemiliknya meninggal di Sleman, Yogyakarta, Senin, 6 Juli 2020. (Foto: Screenshot video/Istimewa)

Sleman - Seorang pengendara sepeda bernama Kaseri, 65 tahun, meninggal dunia di Jalan Anggrek No 127 Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin, 6 Juli 2020. Meninggalnya goweser pada pukul 07.10 WIB ini banyak diunggah di media sosial, baik Facebook, Instagram maupun Twitter.

Berdasarkan penuturan salah satu akun yang mengirimkan kabar tersebut, yakni akun Twitter @upil_jaran67. Dalam video berdurasi 31 detik itu menyebut :

"Iseh anget lur korban pit-pitan meneh lur. Iki lur . Iki di jalan sambilegi jalan anggrek meninggal Kae pit e lur. Sing do hobi gowes hati-hati yo lur jaga stamina jaga fisik".(Masih baru korban pesepeda lagi. Kejadian di Jalan Sambilegi Jalan Anggrek meninggal, Itu sepedanya. Yang hobi bersepeda hati-hati ya, jaga stamina jaga fisik)

Kapolsek Depok Timur Komisaris Polisi (Kompol) Suhadi saat dikonfirmasi wartawan membenarkan kabar duka tersebut. "Iya memang betul ada laka (kecelakaan) tunggal yang menimpa pesepeda di wilayah Sambilegi, Maguwoharjo, Sleman pagi tadi," kata Kompol Suhadi melalui pesan singkatnya.

Korban meninggal di lokasi kejadian.

Peristiwa bermula saat Kaseri yang merupakan karyawan swasta bersepeda pagi hari. Selepas salat Subuh, warga yang berdomisili di Pasekan, Maguwoharjo pergi bersepeda menghirup udara segar. Namun nahas, saat tiba di lokasi kejadian, Kaseri tiba-tiba terjatuh.

Warga yang menyaksikan kejadian lalu menolongnya. Warga mengangkatnya ke depan toko yang tak jauh dari lokasi kejadian. Saat ditolong Kaseri tidak sadarkan diri, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Hermina. "Korban meninggal di lokasi kejadian," ucapnya.

Berdasarkan keterangan dari pihak keluarga yang diterima kepolisian, bahwa korban mempunyai riwayat sakit jantung. Mengenai kejadian yang menimpa Kaseri, pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah dan tidak akan menuntut atas penyebab kematian korban. "Pihak keluarga sudah menerima peristiwa tersbut. Karena korban juga mempunyai riwayat penyakit sebelumnya," ujarnya.

Tiga Pesepeda Meninggal dalam Sebulan

Catatan Tagar, dalam sebulan terakhir di DIY terakhir terjadi pesepeda meninggal dunia yang disebabkan karena kecapaiaan atau serangan jantung mendadak. Mereka adalah Aloisius Sumarjono, 46 tahun, meninggal dunia di Jalan Sentolo-Muntilan, Kelurahan Banjarharjo, Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, Minggu, 14 Juni 2020.

Kemudian pada Minggu, 28 Juni 2020 sekitar pukul 07.00 WIB di Dusun Bangunharjo, Kelurahan Bangunkerto, Kecamatan Turi, seorang polisi, Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) Sutriyatna, 54 tahun, meninggal dunia saat melakukan olahraga bersepeda. Anggota Sabara ini meningggal karena riwayat penyakit jantung.

Pesepeda meninggal di YogyakartaPesepeda meninggal dunia di Jalan Anggrek No 127 Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Senin, 6 Juli 2020. (Foto: Sreenshoot video/Istmewa)

Terakhir dialami Kaseri, 65 tahun, yang meninggal dunia di Jalan Anggrek No 127 Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Senin, 6 Juli 2020.

Dokter kesehatan, Dr.dr. Rustamaji, M.Kes Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ikut mengomentari peristiwa kematian mendadak saat bersepeda di tengah pandemi virus corona. Dia meminta agar goweser memperhatikan kesehatannya. Apakah memiliki penyakit penyerta atau penyakit yang dideritanya saat ini. Masyarakat pada umumnya khususnya kaum yang sudah berumur harus konsultasi olahraga apa yang sesuai dengan dokter.

Orang dengan riwayat gangguan jantung tentu berisiko terkena serangan jantung kapan pun.

Ketua Gugus Tugas Covid-19 UGM ini mengungkapkan, jika pesepeda ada riwayat penyakit serius seperti sakit jantung, pembuluh vaskuler, hipertensi akan sangat berbahaya. "Orang dengan riwayat gangguan jantung tentu berisiko terkena serangan jantung kapan pun," kata Rustamaji.

Kegiatan bersepeda bagi usia di atas 40 tahunan lebih kepada upaya untuk mencari kesehatan dan refreshing, sehingga perlu penyesuaian dengan kemampuan masing-masing.

Demi menghindari droplet virus corona saat olah raga, masyarakat juga dianjurkan menggunakan masker. Namun penggunaan masker itu dapat mempengaruhi oksigen yang dihirup manusia. "Karena saat olahraga kebutuhan oksigen meningkat. Sementara mulut dan hidung harus tertutup jadi tidak bisa bernafas dengan nyaman. Penggunaan masker juga untuk menghindari penyebatan droplet atau malah terkena droplet dari orang lain," ucapnya.

Rustamaji mengimbau masyarakat yang berencana berolahraga lebih baik mengurangi dan membatasi porsi olahraga. Dia memberi tips saat mulai kelelahan, goweser dapat membuka sedikit maskernya. Setelah menghirup nafas panjang masker tersebut kembali digunakan untuk menutupi hidung dan mulut.

Masyarakat yang akan melakukan olahraga sepeda untuk memperhatikan kecepatan saat berolahraga, sebaiknya menghindari jalur tanjakan. "Enggak usah banter-banter (cepat-cepat). Alon-alon wae (pelan-pelan saja). Hindari jalur yang menanjak agar tidak terjadi hal yang tidak di inginkan apalagi baru mulai gowes lagi setelah vakum lama," ujarnya. []

Berita terkait
Polisi Sleman Yogyakarta Meninggal saat Bersepeda
Anggota Polsek Turi, Sleman, Yogyakarta, meninggal dunia saat bersepeda. Polisi tersebut kelelahan dan punya riwayat penyakit jantung.
Tak Kuat Tanjakan, Goweser Meninggal di Kulon Progo
Panemu Kalibawang Heri Darmawan menemukan seorang goweser terjatuh saat melalui jalan tanjakan Jalan Sentolo-Muntilan, Banjarharjo, Kulon Progo.
Kata Dokter UGM Agar Pesepeda Tak Meninggal Mendadak
Dalam sebulan terakhir terjadi dua kematian mendadak dialami pesepeda di Yogyakarta. Pakar UGM berbagi tips menghindari hal itu. Berikut tipsnya.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.