Surabaya - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan harga gula sudah turun dan persediaan kebutuhan pokok tetap stabil, menjelang Hari Raya Idul 1441 Hijriah
Menteri Perdagangan, Agus Suparmanto mengaku harga gula memang pernah menyentuh Rp18 ribu per kilogram. Ketika harga berada Rp 18 ribu per kilogram, Kemendag menginstruksikan agar dilakukan operasi pasar untuk menstabilkannya.
Stok untuk kebutuhan gula tiga bulan kedepan di Jatim sudah tercukupi oleh Pabrik Gula Kebun Tebu Mas
"Salah satu kunjungan saya ke sini untuk memantau langsung kegiatan operasi pasar ini. Apakah cukup sudah terdistribusi," ungkap Agus, di Surabaya, Rabu,20 Mei 2020.
Baca Juga: Persiapan Lebaran, Kemendag Impor Gula 438.802 Ton
Selaim operasi pasar, Kemendag juga mengirimkan komoditas gula ke seluruh daerah di Indonesia. Hal ini bertujuan menstabilkan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 12.500 per kilogram. "Saat ini memang harga trennya turun," tutur Agus.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menjamin sembako seperti beras, dan gula saat ini stoknya cukup. Begitu juga halnya komoditas pendukung lainnya, seperti telur dan ayam potong stoknya surplus. "Ini juga menjadi satu yang harus kita lakukan kontrol dengan baik," terangnya.
Terkait operasi pasar, Khofifah telah membuat program Pamor (Pasar online murah dan mandiri), serta Lumbung Pangan Jatim. "Sesungguhnya kesemuanya mensubstitusi pola operasi pasar yang tidak mungkin kita lakukan secara fisik seperti saat menjelang Lebaran tahun lalu," ujarnya.
Sementara anggota Komisi B DPRD Jatim Subianto menyebut, stok untuk kebutuhan gula tiga bulan kedepan di Jatim sudah tercukupi oleh Pabrik Gula (PG) KTM( Kebun Tebu Mas) di kabupaten Lamongan. Apalagi pada 30 Mei akan ada 26.700 ribu ton gula impor masuk ke PG Pesantren Baru di kabupaten Kediri.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, menjamin sembako seperti beras, dan gula saat ini stoknya cukup. Begitu juga halnya komoditas pendukung lainnya, seperti telur dan ayam potong stoknya surplus. (Foto: Tagar|Adi Suprayitno).“Kesejahteraan petani tebu akan terancam karena nantinya gula impor tersebut akan digiling bersamaan dengan tebu rakyat,” ucap Subianto.
Subianto mengaku petani menginginkan harga gula mencapai Rp 10.500 di tingkat petani. Sedangkan untuk HPP (Harga Pokok Penjualan) petani menginginkan harga mencapai Rp 11.200 di tingkat distributor. "Harga akan anjlok karena tiba-tiba muncul gula impor," katanya.
Politisi asal Partai Demokrat itu menjelaskan, sesuai surat Sekda Nomor 510/1645/125.1/2020 tanggal 11 Maret 2020 mengenai stabilitas harga dan ketersediaaan gula diketahui bahwa kebutuhan gula Jatim ada 35.500 ton per bulan. Sedangkan persediaan sampai 10 Maret 2020 mencapai 39.000 ton dan kebutuhan 11 Maret sampai dengan akhir Mei (3 bulan X 35.500) diketahui mencapai 93.666 ton.
Simak Pula: Tekan Harga Gula, Bulog Operasi Pasar
Sedangkan berdasarkan kebijakan gubernur Jatim soal importasi raw sugar menjadi gula konsumsi dan pabrik gula, agar dialokasikan atau didistribusikan hanya ke wilayah Jatim. Antara lain, PT Kebun Tebu Mas (KTM) sebesar 50.000 ton, PT Rejoso Masnis Indo sebesar 20.000 ton dan PT Kebonagung 21.422 ton, dengan total keseluruhan mencapai 91.422 ton.
Seperti diketahui, Kemendag telah menerbitkan Surat Persetujuan Impor (PI) untuk komoditas gula kristal mentah (GKM) sebanyak 438.802 ton sebagai bahan baku gula kristal putih (GKP). Menteri Agus Suparmanto menjelaskan penerbitan izin tersebut bertujuan menjamin pasokan kebutuhan gula konsumsi hingga Lebaran nanti. []
