Tata Cara Menguburkan Jenazah Positif Covid-19

Banyak masyarakat belum tahu tata cara menguburkan jenazah positif Covid-19, sehingga takut untuk memakamkan.
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (tengah) didampingi Dirut RSUD Dr Soetomo Surabaya Dr Joni Wahyuhadi saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya. (Foto: Dokumen Tagar/Haris D Susanto)

Surabaya - Masyarakat tentu bertanya-tanya soal cara mengubur jenazah positif terinfeksi Covid-19 atau virus corona. Akibat penularannya, masyarakat takut ketika akan menguburkannya.

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Virus Corona Jawa Timur Dr Joni Wahyunandi menegaskan bahwa sebenarnya setiap rumah sakit sudah paham soal pedoman kremasi pasien positif Covid-19 sudah meninggal dunia

Sebetulnya tiap rumah sakit tahu, karena Kemenkes sudah membagi pedoman kremasi.

Pasien meninggal dunia langsung dikremasi, namun saat proses kremasi tidak boleh ada cairan dari tubuh jenazah tercecer di rumah sakit.

Setelah proses kremasi selesai, jenazah langsung dimasukkan kantong plastik mayat. Petugas medis harus menyemprot disinfektan kantong plastik jenazah secara menyeluruh. Selanjutnya jenazah dimasukkan ke ambulans untuk dikebumikan.

"Sebetulnya tiap rumah sakit tahu, karena Kemenkes sudah membagi pedoman kremasi. Memang ada ketakutan di masyarakat, takut menguburkan," ujar Dr Joni, saat jumpa pers di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Kamis 25 Maret 2020.

Joni yang juga Direktur Utama Rumah Sakit Umum Daerah Dr Soetomo ini menjelaskan saat mengubur jenazah virus corona kantong plastik tidak boleh dibuka sama sekali sehingga langsung dipendam tanah.

"Apalagi kalau dimasukkan peti. Sudah selesai (langsung dikubur). Tapi ini perlu disosialisasikan lagi," tuturnya.

Joni mengungkapkan bahwa pasien positif virus corona meninggal tercatat hingga pukul 16.00, Kamis 25 Maret 2020 ada satu orang di Sidoarjo. Pasien tersebut usai dirawat di rumah sakit daerah Waru, Sidoarjo. Selain terinfeksi Covid-19, pasien juga mempunyai penyakit lain yakni diabetes melitus.

"Karena punya diabetes, maka virus dapat merusak dinding pembuluh darah, sehingga diabetes bisa membuat dinding pembuluh darah menjadi rawan dan berbahaya," tuturnya.

Sementara Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa menyebut data yang terkonfirmasi Kamis 26 Maret 2020 adalah pasien positif menjadi 59 orang. Jumlah ini bertambah 8 orang dari sebelumnya hanya 51 pasien.

"Pasien 8 orang itu 2 di Surabaya, 3 orang di Sidoarjo, 2 orang di Kabupaten Kediri, dan 1 orang Gresik," ujarnya.

Dengan adanya pasien positif di Gresik dan Kabupaten Kediri, maka kedua daerah itu masuk zona merah. Sedangkan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) enjadi 221 orang dan Orang Dalam Pengawasan (ODP) ada 3055 orang.

Sedangkan pasien yang konversi negatif atau sudah sembuh, per hari ini ada 7 orang. Dimana 4 orang usai dirawat di RSU Dr Soetomo, 2 orang dari RS Unair, dan 1 orang RSU Syaiful Anwar Malang.

"Yang meninggal menjadi 3 orang, satu di Surabaya, satu Sidoarjo, satu di Malang," tuturnya. []

Berita terkait
Takut Corona, Rusia Pulangkan 500 Warganya dari Bali
Dubes Rusia untuk Indonesia bermohon kepada Gubernur Bali agar memberikan sinyal hijau kepada warganya untuk menuju ke Bandara Ngurah Rai.
Tangani Covid-19, Malang Raya Siapkan Rp 59,3 M
Tiga kepala daerah di wilayah Malang Raya sepakat menggelontorkan anggaran dengan total Rp 59,3 M untuk penanganan pandemi Covid-19.
1 PDP Situbondo Positif Corona, Dirawat di Bondowoso
Kepala Dinkes Bondowoso mengungkapkan RSUD Koesnadi menerima rujukan tiga PDP dari Situbondo dan satu dinyatakan positif.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu