Jakarta - PT Taspen (Persero) melakukan penambahan pencadangan menjadi Rp 5,3 triliun pada sepanjang 2019. Direktur Utama Taspen Antonius NS Kosasih mengatakan keputusan peningkatan pencadangan tersebut dilakukan guna mengantisipasi kebutuhan dana jangka panjang pembayaran pensiun Aparatur Sipil Negara (ASN).
Besaran tersebut tumbuh 25,1 persen dibandingkan 2018 yang berjumlah Rp 4,2 triliun. "Pencadangan ini kami hitung dapat mencukupi pemenuhan kewajiban secara aman untuk 30 tahun ke depan," kata Kosasih.
Kosasih menuturkan pos anggaran pencadangan tidak akan digunakan untuk kegiatan apapun selain pengamanan pembayaran pensiun ASN. Selain itu, dia juga memastikan bahwa bujet yang dialokasikan itu merupakan langkah strategis perseroan dalam mengamankan bisnis perusahaan.
"Pencadangan ini tidak dibayarkan kepada siapa-siapa dan tidak ada biaya yang keluar. Ini pendekatan konservatif kami," tuturnya.
Baca juga: Raup Cuan 2019, Taspen Jajal Unit Investasi Syariah
Sebagai informasi, hingga tutup buku 2019, lembaga jasa keuangan milik negara itu diketahui membukukan laba sebesar Rp 394 miliar. Capaian tersebut tumbuh 42 persen dari periode yang sama 2018 dengan Rp 2717 miliar.
Adapun, aset Taspen juga mengalami pelonjakan 13,5 persen menjadi Rp 263, 2 triliun dari sebelumnya Rp 231,8 triliun.
Peningkatan laba dan aset perusahaan tersebut banyak ditopang oleh kenaikan pendapatan premi dan iuran sebesar Rp 9,06 triliun, atau tumbuh 12 persen dari posisi 2018 yang sebesar Rp 8,08 triliun. Hasil serupa juga dicetak oleh pendapatan lain-lain dari sebelumnya Rp 791 miliar menjadi Rp 1,1 triliun pada 2019.
Sementara itu, untuk pengelolaan investasi, Taspen menempatakan 67,5 persen dananya pada obligasi, 18,7 persen di deposito, 6,7 persen reksadana, 4,9 persen saham, dan 2,2 persen pada instrumen investasi yang bersifat langsung.
Terkhusus saham, PT Taspen mengklaim telah menghasilkan return sebesar Rp 3,5 triliun dalam lima tahun terakhir. Prestasi ini diperoleh perusahaan plat merah itu dari sejumlah emiten sehat yang masuk kategori LQ45.
Berikut adalah daftar lengkap portofolio saham Taspen periode 2015 hingga 2019.
- BBCA PT Bank Central Asia
- BBRI PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
- TLKM PT Telekomunikasi Indonesia (Persero)
- BMRI PT Bank Mandiri (Persero)
- UNVR PT Unilever Indonesia
- ASII PT Astra International
- HMSP PT HM Sampoerna
- BBNI PT Bank Negara Indonesia
- ICBP PT Indofood CBP
- GGRM PT Gudang Garam
- UNTR PT United Tractors
- KLBF PT Kalbe Farma
- SMGR PT Semen Indonesia (Persero)
- INTP PT Indocement Tunggal Prakarsa
- INDF PT Indofood Sukses Makmur
- PGAS PT Perusahaan Gas Negara
- ADRO PT Adaro Energy
- MYOR PT Mayora Indah
- JSMR PT Jasa Marga (Persero)
- PTBA PT Bukit Asam
- AALI PT Astra Agro Lestari
- PWON PT Pakuwon Jati
- BSDE PT Bumi Serpong Damai
- BBTN PT Bank Tabungan Negara (Persero)
- SCMA PT Surya Citra Media
- ANTM PT Aneka Tambang
- WSKT PT Waskita Karya (Persero)
- CTRA PT Ciputra Development
- WIKA PT Wijaya Karya (Persero)
- MAPI PT Mitra Adiperkasa
- GIAA PT Garuda Indonesia (Persero)
- BJTM PT BPD Jawa Timur
- LSIP PT PP London Sumatra Indonesia
- PTPP PT Pembangunan Perumahan (Persero)
- WSBP PT Waskita Beton Precast
- TINS PT Timah
- BWPT PT Eagle High Plantations
- GMFI PT Garuda Maintenance Facility
- SGRO PT Sampoerna Agro
- ADHI PT Adhi Karya (Persero)
- WTON PT Wijaya Karya Beton
- HRUM PT Harum Energy
- WEGE PT Wijaya Karya Bangunan Gedung
- PPRE PT PP Presisi
- BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate
- ISSP PT Steel Pipe Industry
- IPCM PT Jasa Armada Indonesia
- ERAA Erajaya Swasembada
- KRAS Krakatau Steel
- PPRO PT PP Properti Tbk
- SMBR Semen Baturaja. []