Tarian Harapan Burung Blekok Hipnotis Semarang Fashion Trend Show 2019

Yunius seperti gelisah. Tak mau terkungkung, ia berkreasi di Ajang Semarang Fashion Trend Show 2019.
Busana kebaya karya Yunius Mujianto menyematkan ciri burung Blekok, burung khas Semarang, di Semarang Fashion Trend Show, Selasa (29/1) malam. (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang (Tagar 31/1/2019) - Ada harapan besar ketika Januari Board Meeting 2019 digelar selama dua hari, 29 dan 30 Januari di Semarang, Jawa Tengah. Perhelatan yang digelar Indonesian Fashion Chamber (IFC) itu dapat menjadi pendorong sekaligus momentum menuju Semarang kota fashion.

Adalah harapan yang tercetus dari seorang desainer muda asli Semarang bernama Yunius Mujiyanto. Tidak berlebih jika perancang busana asal Mangkang ini punya mimpi seperti itu. Ia merasa selama ini Semarang sepi dari hiruk pikuk dunia fashion.

"Padahal Semarang punya Kota Lama. Ini jika disinergikan dengan fashion akan jadi daya tarik pariwisata tersendiri," kata dia kepada Tagar News  usai Semarang Fashion Trend Show, Selasa (29/1) malam di Gedung Galeri Industri Kreatif, kawasan Kota Lama, Semarang.

Yunius seperti gelisah. Tak mau terkungkung, ia berkreasi di lima bulan terakhir. Ajang Semarang Fashion Trend Show, bagian dari Januari Board Meeting 2019, menjadi pembuktian dirinya akan sebuah mimpi fashion Semarang kelak.

Mengusung tema Sliramu, ia desain kebaya dengan konsep neo medieval. Karyanya mampu menarik perhatian penikmat fashion yang hadir di Gedung Galeri Industri Kreatif.

"Saya tampilkan kebaya dengan konsep kekinian. Saya usung kebaya dengan neo medieval. Jadi hal yang sudah lama kita kemas lagi ke hal yang baru sehingga terlihat modern," beber Yunius.

Ada enam outfit karya Yunius yang malam itu diperagakan model di atas papan catwalk. Satu kreasi kebaya tidak ditampilkan namun dipajang di instalasi Semarang Fashion Trend Show, di pintu masuk Gedung Galeri Industri Kreatif.

Sementara selain Yunius, 12 perancang busana lain ikut meramaikan Semarang Fashion Trend Show. Ada nama Agied Diera, Irmasari Joedawinda, Novita DP, Noor Umar, Erika Ardianto dan Emmy Thee. Juga Amelia Dianty, Raegitazoro, Dissa Indriyana, alfatir Muhammad, Rania Badubah serta Oelivia Susanto.

Mencermati karya-karya kebaya Yunius di Semarang Fashion Trend Show memang sangat menarik. Ia berani bermain di desain busana yang lekat dengan ciri emak-emak itu. Tren tempoe doeloe kebaya dipadupadankan dengan semangat kekinian lewat tampilan khas Semarang.

Terinspirasi dari burung Blekok, burung yang banyak ditemukan di kawasan Srondol, Kecamatan Banyumanik. Bulu putih identitas Blekok tersematkan di antara cutting simple kebaya modern Yunius. Juga motif batik khas kebaya, terukir dalam balutan warna putih. Dan korsase Bunga menjadi pemanis di kebaya-kebaya karyanya.

Alhasil, burung Blekok benar-benar tervisualisasi di median jalan para model. Blekok yang menari, melenggak-lenggok di tengah nuansa artistik Gedung Galeri Industri Kreatif. Tarian harapan yang membumbung tinggi seiring kepakan sayap busana yang diperagakan model.

"Tentunya even seperti ini perlu diadakan rutin, dukungan dari pemerintah sangat memberi support bagi kami para desainer-desainer Semarang," ucap dia.

Sepenari segenderang, mimpi serupa juga disampaikan Wakil Walikota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang hadir di Semarang Fashion Trend Show. Wanita yang akrab disapa Mbak Ita ini menyampaikan kiprah stakeholder dunia fashion seperti IFC dapat menunjang kemajuan dan perkembangan Kota Semarang sebagai Kota Pariwisata.

Terlebih, pada tahun 2019 ini, Pemkot Semarang akan lebih fokus pada pembangunan dan kemajuan di bidang pariwisata. 

"Kota Semarang bisa lebih  berkembang dengan adanya even-even fashion dan peragaan busana seperti di Jakarta Fashion Weeks," ujar Ita yang juga Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BP2KL) Semarang ini.[]

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.