Target Budidaya Udang Terintegrasi Sebesar 2 Jutan Ton Pada 2024

T.B. Haeru optimis terhadap target yang ingin dicapainya pada tahun 2004. Hal ini didukung oleh pernyataan langsungnya,
T.B. Haeru Rahayu (Foto: Tagar/Rafi Fairuz)

Jakarta - Dirjen Perikanan Budidaya, T.B. Haeru Rahayu mengatakan bahwa kali ini Kementerian Kelautan dan Perikanan menargetkan Shrimp Estate atau yang bisa dikenal Budidaya Udang Terintegrasi sebesar 2 juta ton di tahun 2024.

“Untuk mendapatkan target sebesar itu, tentunya perlu ada 3 langkah. Yang pertama adalah evaluasi, langkah kedua adalah revitalisasi, dan langkah ketiga adalah modelling. 3 langkah ini kita jadikan satu dan tidak bisa parsial,” ujar T.B. Haeru Rahayu selaku Dirjen Perikanan Budidaya dalam Konferensi Pers, pada Selasa, 7 Desember 2021.

Alasan mengapa ketiga langkah itu dijadikan satu karena menurutnya semua langkah tersebut harus komprehensif dengan waktu yang singkat. Mengingat Kementerian Kelautan dan Perikanan mempunyai target yang besar pula, yakni sebesar 2 juta ton.

“Langkah pertama di evaluasi, total lahan untuk tambak udang itu ada 300.501 hektar. Terdiri dari 9055 hektar untuk tambak intensif, 43.643 untuk tambak semi intensif, dan yang ketiga paling banyak tambak tradisional yakni 247.803 hektar,” ungkap T.B Haeru.

“Lalu bagaimana untuk bisa mencapai 2 juta ton? Ada langkah-langkah revitalisasi yang sebesar 45.000 hektar. Harapannya kalau tadi bisa kita tingkatkan dari 0,6 menuju 30 hektar, kemudian modelling dari 0,6 menuju 80 hektar, kemudian yang ekisting yang tambak intensif dan seterusnya. Maka Insyaa Allah itu bisa tercapai,” tambahnya.

Tidak lupa T.B Haeeru juga mengatakan bahwa produksi kali ini ada di angka kisaran 856.000 sampai dengan 900.000-an. Jadi Dirjen Perikanan Budidaya punya waktu 3 tahun ke depan untuk bisa menciptakan dan mencapai angka 1 juta ton.


Kami masih cukup optimis karena kami selalu diskusi dengan teman-teman. Seperti contoh bersama Forum Udang Indonesia dan Shrimp Club Indonesia.


“Untuk lokasi revitalisasi hampir di semuanya kecuali Papua, untuk modelling kita coba ada yang di Aceh, Muna, dan Sumbawa. Jadi NTB, Sulawesi Tenggara, dan ada di Sumatera," ungkap Dirjen Perikanan Budidaya.

Terlihat juga T.B. Haeru optimis terhadap target yang ingin dicapainya pada tahun 2024. Hal ini didukung oleh pernyataan langsungnya, serta karena Dirjen Perikanan Budidaya selalu berdiskusi dengan rekan terkait.

“Kami masih cukup optimis karena kami selalu diskusi dengan teman-teman. Seperti contoh bersama Forum Udang Indonesia dan Shrimp Club Indonesia. Angka-angka ini juga selalu kita konsultasikan meskipun terdapat pro dan kontra. Namun kami terus berjalan dengan konsep-konsep yang menurut kami sudah banyak kita konsultasikan dengan teman-teman,” pungkasnya.[]


(Rafi Fairuz)

Baca Juga:

Berita terkait
Banjir Rob Melanda Kawasan Industri Perikanan, PPS Nizam Zachman Minta Keadilan
KKP dan Perindo diminta atasi banjir rob di kawasan industri perikanan.
Industri Perikanan Louisiana Porak-poranda Akibat Badai Ida
Petambak tiram, kepiting, udang, dan nelayan di Louisiana, AS, tidak mendapatkan apa-apa jika tidak mampu beradaptasi
Ekspor Perdana Komoditas Perikanan Biak Numfor ke Singapura
Kabupaten Biak Numfor, Papua, melalui SKPT berhasil melakukan ekspor perdana komoditas produk perikanan ke Singapura