Tanpa Akses Air Bersih Perang Lawan Covid-19 Sia-sia

Pemerintah melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, anjurkan sering cuci tangan tapi ini akan dihadang ketiadaan akses ke air bersih
Air bersih dan sanitasi jadi masalah utama di daerah kumuh di Jakarta. (Foto: thenewhumanitarian.org/Jefri Aries/IRIN)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Mencuci tangan secara teratur adalah cara yang paling mudah dan sangat penting dalam memerangi penyebaran virus corona (Covid-19). PBB dan mitranya bergerak untuk memastikan orang-orang yang tinggal di permukiman kumuh di perkotaan memiliki akses ke air bersih yang mengalir pada saat yang kritis ini.

UN-Habitat mengatakan dampak dari Covid-19 bisa sangat tinggi terhadap masyarakat miskin perkotaan yang tinggal di daerah kumuh. Kepadatan penduduk juga membuat sulit bagi mereka untuk mengikuti langkah-langkah yang direkomendasikan untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, seperti jarak fisik dan isolasi diri.

UN-Habitat yang berbasis di Nairobi, di pemukiman daerah kumuh Kibera, orang-orang yang tinggal di permukiman ini sulit mendapatkan tempat akses air bersih untuk cuci tangan. Mereka bahkan lebih sulit untuk mendapatkan air bersih ketika ada pembatasan sosial dan fisik biar pun hal itu diharapkan mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

Seorang warga di permukiman kumuh tu, Anna Nyokabi, mengatakan: "Kami tidak punya cukup air untuk minum dan memasak makanan kami, jadi dari mana kami akan mendapatkan air untuk mencuci tangan sesering mungkin?"

air bersih covidBagi warga di daerah kumuh di Jakarta yang tidak punya akses ke air bersih, mereka terpaksa membeli air dari penjual air. (Foto: newint.org/(C) Garry Andrew Lotulung/Pacific Press via Alamy).

Hal ini juga jadi gambaran di kota-kota besar di Indonesia yang justru banyak memakai air permukaan, seperti air sungai dan waduk, serta air sumur bor yang terkontaminasi dengan bakteri e-Coli. Jaringan pipa air bersih dari perusahaan air bersih atau air minum daerah sangat terbatas di banyak kota di Indonesia.

Maka, tingkat risiko penyebaran Covid-19 di daerah kumuh di perkotaan, seperti di Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, Makassar, dll. sangat tinggi sehingga jadi batu sandungan bari program pemerintah dalam menanggulangi penyebaran virus corona dengan skala nasional.

Di seluruh dunia diperkirakan ada dua miliar warga yang tidak mempunyai akses ke air bersih. Itu artinya mereka ini adalah kelompok rentan tertular Covid-19. Tidak hanya sebatas kemiskinan di daerah kumuh, tapi di sana ada perempuan, anak-anak, lansia, disabilitas, dll. yang hidup di bawah garis kemiskinan dengan akses ke sarana kesehatan yang sangat rendah.

Jika dikaitkan dengan pandemi corona, maka kondisi ini diperparah dengan keterbatasan air bersih yang akhirnya membawa mereka ke situasi yang sangat mudah tertular Covid-19. Pernyataan PBB, Senin, 6 April 2020, mengatakan untuk melindungi mereka dari pandemi Covid-19 pemerintah harus menyediakan air bersih agar mereka bisa mencuci tangan sesuai dengan anjuran WHO sehingga mereka terhindar dari virus corona.

air bersih untuk pendudukAir bersih untuk penduduk daerah kumuh Majengo di pantai Kenya, Afrika, jadi bagian dari proyek rehabilitasi UN-Habitat (Agustus 2018). (Foto: news.un.org/UN-Habitat/Kirsten Milhahn).

Di tengah-tengah pandemi Covid-19 ini pengelola air minum atau air bersih diharapkan tidak lagi memikirkan untung rugi karena dampak penyebaran virus ini juga akan mempengaruhi kinerja perusahaan air bersih. Maka, seperti dianjurkan kalangan ahli selama masa krisis ini sediakan air bersih gratis untuk masyarakat di daerah kumuh.

Adalah hal yang sia-sia pemerintah terus-menerus meneriakkan sering cuci tangan sedangkan air bersih tidak tersedia. Langkah ini sama saja dengan menggantang asap yaitu pekerjaan sia-sia yang menghabiskan tenaga dan dana tapi tanpa hasil (Bahan-bahan dari: news.un.org, WHO, dan sumber-sumber lain). []

* Syaiful W. Harahap, Redaktur di tagar.id

Berita terkait
Polisi di Bantaeng Kampanye Cuci Tangan Lewat TikTok
Seorang polisi di Bantaeng, Sulawesi Selatan, aktif mengedukasi warga untuk mencuci tangan dengan baik melalui TikTok.
Daur Ulang Drum Bekas Jadi Wastafel di Lebak
Kejari Lebak, Banten, dan Ikatan Wartawan Online (IWO) Lebak menyediakan sarana alat pencuci tangan bagi masyarakat dengan memanfaatkan drum beka
Masih Banyak Warga Subulussalam Tak Mau Cuci Tangan
Meski sudah ada posko pencegahan virus corona, namun masih banyak warga Subulussalam Aceh kurang mau untuk cuci tangan.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.