Tangkap Peluang Ekspor, Kapasitas Kargo Bandara Ahmad Yani Ditingkatkan

AP I membangun terminal kargo dan pos baru berdampingan dengan terminal penumpang yang dirilis Presiden Jokowi pada Juni 2018.
Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji membeber potensi peningkatan ekspor Jateng di Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang, Rabu (23/1). (Foto: Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang, (Tagar 23/1/2019) - PT Angkasa Pura (AP) I berkomitmen mendorong pertumbuhan ekspor Jawa Tengah. Beroperasinya terminal kargo dan pos baru Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang bisa menjadi momentum pelaku usaha mendongkrak pengiriman barang ke luar negeri.

"Tahun ini, kargo kita harapkan growth 21 persen," tutur Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji usai meresmikan terminal kargo dan pos baru Bandara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Rabu (23/1).

Data AP I menyebutkan trafik pergerakan kargo Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang di 2017 mencapai 17.630 ton. Pada 2018 meningkat menjadi 23.556 ton atau tumbuh sebesar 34%.

Pertumbuhan kargo yang jauh lebih tinggi dari pertumbuhan trafik penumpang. Dimana pada 2018 hanya tumbuh 17% dibanding realisasi 2017, dari 4,4 juta penumpang menjadi 5,1 juta penumpang.  

Mengimbangi pesatnya trafik kargo tersebut, AP I membangun terminal kargo dan pos baru berdampingan dengan terminal penumpang yang dirilis Presiden Jokowi pada Juni 2018. Apalagi kapasitas terminal kargo lama sudah overload.

"Kapasitas terminal kargo lama Bandara Jenderal Ahmad Yani Semarang yang hanya sebesar 20 ribu ton per tahun," ungkap dia.

Terminal kargo dan pos baru Ahmad Yani memiliki luasan 2.560 meter persegi. Lebih luas empat kali lipat dibanding terminal kargo dan pos lama yang hanya 639 meter persegi. Maka kapasitasnya pun bertambah, menjadi 60 ribu-70 ribu ton per tahun.

Devy berharap ada peningkatan demand dari eksportir guna menambah volume ekspor maupun memperluas pasar internasional. AP 1 menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi dengan pihak terkait, khususnya maskapai, di ketersediaan slot penerbangan.

Hanya saja, penambahan slot untuk kargo ekspor perlu memperhatikan okupansi penumpang. Ketika trafik kargo ke suatu negara meningkat maka trafik penumpang juga diupayakan naik. Karenanya perlu ada sinergi dengan stakeholder lain, utamanya pelaku pariwisata, untuk bisa mendatangkan wisatawan asing maupun sebaliknya.

"Harus seimbang antara kargo dan pax (penumpang). Karenanya perlu duduk bersama dengan aviasi, karena tour and travel juga harus cukup punya peluru untuk jualan pax ke sini. Nah ini perlu sinergi, tidak bisa kita hanya kejar kargonya saja," terang dia.

Ditambahkan, hingga saat ini arus kargo Ahmad Yani masih didominasi tujuan domestik, yakni Jakarta. Tujuan internasional yang bisa direct baru ke Singapura dan Kuala Lumpur, Malaysia.

"Potensi kargo Jawa Tengah sangat bagus ke luar negeri. Saat opening ini saja kami sudah mendapat masukan, bisa tidak lebih banyak penerbangan yang ke luar negeri. Seperti pertanian, mereka butuh kirim melati langsung ke Singapura, harus fresh, tidak bisa mampir-mampir. Dari perikanan juga direct ke Singapura dan Malaysia," pungkasnya.

Berita terkait