Jakarta - Front Pembela Islam (FPI) menanggapi pernyataan dari Ketua Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Ahmad Taufan Damanik yang menyebut ada anggota Laskar FPI tertawa-tawa saat bentrok dengan polisi pada 7 Desember 2020, lalu.
Tanggapan tersebut disampaikan pengacara FPI, Hariadi Nasution yang menyayangkan pernyataan Taufan yang bukan berdasarkan fakta dilapangan. Tapi dari rekaman suara (voice note) yang diperolehnya.
Itu sangat-sangat disayangkan sekali begitu, masa sekelas Komnas HAM menyimpulkan dari voice note itu laskar FPI ketawa-ketawa.
“Ya, itu kan terjadinya para laskar yang mengalami, sementara Ketua Komnas HAM itu kan dia enggak mengalami, dia hanya mendengar rekaman voice note dan menyimpulkan hal itu dari voice note,” ujar Hariadi, dikutip Tagar, Selasa, 19 Januari 2021.
Hariadi menyampaikan, Ketua Komnas HAM menyebut suasana bentrok tidak mencekam. Ini berdasarkan keterangan ahli psikolog forensik terkait rekaman tersebut.
Menurut Pengacara FPI ini, Komnas HAM yang terlalu cepat membuat kesimpulan. Sebab, kejadian tertawa yang terekam tersebut merupakan bentuk usaha agar Laskar FPI tenang saat menjaga Rizieq Shihab.
“Itu sangat-sangat disayangkan sekali begitu, masa sekelas Komnas HAM menyimpulkan dari voice note itu laskar FPI ketawa-ketawa,” katanya.
Selain itu, Hariadi pun menyayangkan ada enam anggota Laskar FPI yang tewas ditembak oleh aparat kepolisian. Menurutnya, pihak kepolisian harus bisa mengedepankan sikap sabar dalam melakukan penjagaan.
Sebelumnya, Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik menuturkan, ada anggota Laskar FPI yang tertawa-tawa. Informasi tersebut diperoleh dari rekaman voice note laskar FPI berdurasi 20 menit.
“Setelah ada tembakan dan ada yang menangis terkena tembakan, serang balik, ada. Sebelum ada tembakan, ada suara yang itu kelihatan menikmati pergulatan itu, ketawa-ketawa,” tutur Taufan. [] (Grace Natalia Indah)