Solok - Masyarakat di kawasan Payo, Kota Solok, Sumatera Barat, dihebohkan dengan peristiwa tanah bergerak, Kamis, 3 September 2020 sore. Peristiwa itu jelas membuat warga cemas akan terjadinya longsor.
Warga mengungsi mengantisipasi terjadinya longsor.
Kepala Bidang Rehab Rekon BPBD Kota Solok Adel Wiratama mengatakan, tanah bergerak di Payo bukan likuifaksi atau kehilangan kekuatan tanah akibat beban getaran gempa. Menurutnya, peristiwa itu dipicu karena kondisi cuaca.
"Tanah sedikit labil dan bergerak akibat hujan," katanya kepada wartawan.
Khawatir dengan terjadinya longsor, sekitar 280 orang warga sekitar terpaksa mengungsi ke Sekolah Dasar (SD) 12 Tanah Garam. Warga yang mencari lokasi aman itu berasal dari kawasan bawah Batu Patah.
"Warga mengungsi mengantisipasi terjadinya longsor," katanya.
Warga yang mengungsi membawa berbagai perlengkapan tidur seperti tikar dan selimut. Untuk memenuhi kebutuhan warga, pihak BPBD Kota Solok juga menyediakan sarana air bersih dan makanan.
Petugas BPBD kota Solok bersama Babinsa dan Bhabinkamtibmas serta pemuda setempat berjaga-jaga di lokasi untuk membantu mengamankan warga yang mengungsi.
"Yang penting warga aman dulu, kita akan lihat perkembangan situasi, kalau memang sudah dipastikan aman, baru warga kembali ke rumah masing-masing," tuturnya. []