Tampil di Aceh, Konser Base Jam Dibubarkan Paksa

Grup band anak muda Base Jam dibubarkan paksa saat tampil pada malam penutupan Aceh Culinary Festival 2019. Ini penyebabnya.
Sekelompok massa membubarkan konser musik Base Jam di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, Aceh, Minggu 7 Juli 2019 tadi malam. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Banda Aceh - Sekelompok massa membubarkan konser grup musik Base Jam di Taman Sultanah Safiatuddin, Banda Aceh, Aceh, Minggu 7 Juli 2019 tadi malam. Grup band anak muda yang terbentuk pada 15 Januari 1994 itu dibubarkan paksa saat tampil pada malam penutupan Aceh Culinary Festival 2019.

Amatan Tagar di lokasi, di hadapan ribuan penonton yang sudah dipisah laki-laki dengan perempuan, Base Jam mengawali konsernya dengan lagu daerah Aceh "Bungong Jeumpa".

Setelah lagu pertama dinyanyikan, penolakan sudah mulai terjadi. Sekelompok massa mendesak agar konser tersebut dihentikan. Bahkan, mereka berusaha naik ke atas panggung namun dicegah oleh panitia.

Penolakan konser Base Jam sebenarnya sudah disuarakan sejak beberapa hari lalu. Karena desain poster band tersebut beredar di berbagai platfrom media sosial dengan posisi karikatur Mesjid Raya Baiturrahman di bawah personel grup band yang tidak berbusana sesuai dengan peraturan daerah Aceh yang menerapkan syariat Islam.

Dari pertemuan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh bersama tim Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) Aceh di salah satu warung di Banda Aceh, diketahui desain poster tersebut, dibuat oleh tim kreatif Generasi Pesona Indonesia (GenPI) di bawah Kementerian Parawisata (Kemenpar) Republik Indonesia, bukan desain Disbudpar Aceh.

"Dan untuk itu, Disbudpar Aceh sudah meminta  mencabut konten tersebut, Kemenpar sudah meminta maaf atas kekhilafan tim mereka," kata Ketua Aswaja Aceh, Umar Rafsanjani dalam keterangan tertulis diterima Tagar, Senin 8 Juli 2019.

Sesuai kesepakatan tim Aswaja dengan Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh meminta Base Jam tidak tampil dengan iringan musik pada malam penutupan ACF, namun hanya meng-endorse dan mempromosikan kuliner Aceh di tingkat nasional dan mancanegera.

Saat itu, Kadis Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Jamaluddin mengapresiasi kedatangan tokoh-tokoh peduli agama dan syariat. Kata dia, pemerintah memang harus berkoordinasi baik antara ulama dan umara sesuai perintah UU atau Qanun Aceh. []

Artikel lainnya:

Berita terkait
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.