Tagih Upah, Tim Sukses Caleg PDIP Malah Dianiaya

Anggota tim pemenangan caleg menjadi korban penganiayaan, melapor ke polisi dan meminta pelaku segera ditangkap.
Parulian Sialalahi (berdiri) menunjukkan bukti surat perjanjian pembayaran reward yang ditandatangi pelaku di Cafe Rilex Jalan Ngumban Surbakti, Medan, Jumat 31 Mei 2019. (Foto: Tagar/Wesly Simanjuntak)

Medan - Bermaksud meminta reward atau upah, seorang anggota tim sukses atau tim pemenangan calon legislatif (caleg) menjadi korban penganiayaan. Korban akhirnya melapor ke polisi dan meminta pelaku segera ditangkap.

Korban adalah Parulian Silalahi, salah seorang tim pemenangan Sihar Sitorus caleg PDIP dari Dapil Sumut 2. Mengaku dianiaya seorang bernama CP, hanya karena meminta reward atas pekerjaan memenangkan Sihar Sitorus.

Kejadian berlangsung di Cafe Rilex, Jalan Ngumban Surbakti, Medan. Parulian yang tidak terima dengan penganiayaan mengadu ke Polsek Medan Baru, nomor: STTLP/835/V/2019/SPKT SEK MDN BARU tertanggal 16 Mei 2019.

Didampingi sejumlah organisasi dia mendesak Polda Sumut mengusut kasus penganiayaan tersebut.

"Saya selaku korban dan dengan dukungan berbagai kerabat menuntut Kapolda Sumut secepatnya menangkap pelaku penganiayaan," kata Parulian dalam siaran pers, Jumat 31 Mei 2019. 

Dia menyebut, pasca pengaduan hingga saat ini belum ada tindakan dari pihak kepolisian. "Dari kepolisian belum ada. Tapi saya maunya dia ditangkap. Tidak ada embel-embel kepentingan lain," ujar Parulian sembari menunjukkan giginya yang copot akibat ditonjok tersangka pelaku.

Sikap arogan pelaku, ujar aktivis Pena 98 yang mendampingi Parulian, Barita Lumbanraja menyebut, diduga karena tidak lagi membutuhkan tenaga Parulian, pelaku bersikap semena-mena.

Barita menjelaskan, korban sebelumnya sudah melaporkan peristiwa tersebut melalui WhatsApp kepada Sihar Sitorus. Namun tidak ada respons. Hingga masalah kemudian bergulir di Polsek Medan Baru.

Padahal menurut Barita, Parulian hanya menuntut reward Rp 10 ribu per suara sebagaimana dijanjikan pelaku sebelumnya dibayarkan.

"Bertindak brutal seperti preman jalanan, melakukan penganiayaan tidak bisa dibenarkan. Harus dilawan. Dan apabila pernyataan ini tidak direspons kami akan melakukan aksi lanjutan," kata Barita.

Kronologi Kejadian Pemukulan

Parulian menyebut, pada Kamis 16 Mei 2019 dia mendatangi kantor pemenangan Sihar Sitorus di Jalan Cipto Nomor 4, Kelurahan Anggrung, Medan dengan niat mengembalikan mobil operasional sekaligus menyelesaikan seluruh perhitungan.

Sampai di sana dia bertemu pelaku CP, Sarluhut Napitupulu dan beberapa orang lainnya.

Dia disambut pelaku. Diawali pembicaraan masih sekitar pengembalian mobil, reimburse dana pribadi yang terpakai selama kegiatan kampanye dan juga tentang rencana tindak lanjut.

Karena terkait masalah rembesan dana pribadi, pelaku mengajaknya ke ruangan bendahara untuk klarifikasi bukti-bukti pengeluaran.

"Dalam ruangan tersebut saya bertemu saudari Hesty bendahara tim pemenangan. Masih dalam ruangan, saya mempertanyakan masalah reward yang pernah dijanjikan pelaku. Tapi dia mengelak, mengatakan dia tak pernah menjanjikan," ujar Parulian sembari menunjukkan selembar kertas tentang janji reward yang ditandatangani pelaku.

Untuk meyakinkan Parulian, dalam pertemuan tersebut pelaku memanggil seseorang bernama Partoba Pangaribuan.

"Saat saya memberikan keterangan terhadap Partoba Pangaribuan, pelaku memukul saya. Tanpa saya duga itu bakal terjadi, sehingga tidak ada perlindungan sama sekali. Dia mengulangi sampai dua kali," tambah Parulian dengan menunjukkan foto bukti penganiayaan pelaku dalam telepon selularnya.

Akibat panasnya suasana, dia dan pelaku dibawa keluar ruangan oleh Partoba untuk menghindari situasi lebih kacau.

Tiba di luar ruangan, Parulian bertemu dengan tim lain, di antaranya Sarluhut, Wiwid, Emy dan kuasa hukum Sihar bermarga Siahaan.

"Siahaan berusaha mencari tahu duduk persoalan. Sedikit masih coba saya jelaskan, namun pelaku pergi tanpa mau melanjutkan pembicaraan. Hingga saya putuskan melaporkan ke polisi," katanya.

Sihar Sitorus Belum Beri Solusi

Sampai saat ini, menurut Parulian, baik Sihar Sitorus dan pelaku belum memberikan solusi persoalan tersebut.

Ia mengaku, usai kejadian sudah langsung melapor ke Sihar melalui pesan WhatsApp. Namun respons Sihar tidak memuaskan. Padahal dia sudah melampirkan sejumlah foto bukti pemukulan dan selembar kertas berisi janji reward yang ditandatangani pelaku.

"Kenapa dipukuli dan siapa saksi," ucap Parulian, menirukan jawaban Sihar melalui pesan WhatsApp.

Setelahnya, hingga saat ini Sihar belum memberikan jawaban.

"Pun demikian pelaku tidak pernah membicarakan solusi persoalan ini kepada saya. Malah terkesan buang badan, menyatakan tidak ada memukul saya, kesannya membiarkan masalah ini larut begitu saja. Hal inilah membuat saya semakin kukuh membuktikan siapa yang benar dan yang salah. Saya bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kesaksian saya di hadapan hukum dan Tuhan, sekian terima kasih," tandas Parulian.[]

Baca juga:

Berita terkait