Suster Jerman ini Racuni 5 Bayi dengan Morpin

Seorang suster dari Jerman telah ditangkap polisi dengan tuduhan meracuni lima bayi prematur memakai narkotika jenis morpin.
Penyelidik menemukan jarum suntik yang mengandung ASI dicampur morfin di loker perawat di Rumah Sakit Universitas Ulm di Jerman selatan. (Foto: Channel News Asia|AFP |Ralf ZWIEBLER).

Frankrut - Seorang suster dari Jerman telah ditangkap polisi dengan tuduhan meracuni lima bayi prematur memakai narkotika jenis morpin. Menurut keterangan polisi pada Kamis, 30 Januari 2020, kondisi kelima bayi itu masih bisa diselamatkan.

Berdasarkan keterangan polisi, wanita itu ditahan setelah pihak rumah sakit menemukan bekas jarum suntik yang diisi ASI bercampur morpin di lokernya di Rumah Sakit Universitas Ulm di Jerman bagian Selatan. Seperti diberitakan dari Channel News Asia yang mengutip dari AFP, Kamis, 30 Januari 2020, bayi-bayi yang berusia antara satu hari dan lima minggu dirawat di kamar yang sama, tiba-tiba mengalami masalah pernafasan pada waktu yang hampir bersamaan pada dini hari tanggal 20 Desember 2019, kata Kepala Polisi Ulm Bernhard Weber.

Menurut Weber, staf rumah rumah cepat bertindak sehingga nyawa ke lima bayi itu dapat diselamatkan. "Staf rumah sakit awalnya mencurigai bayi itu terinfeksi, namun setelah melalui tes urin hasilnya negatif," kata Weber dalam konferensi pers.

Perawat itu membantah telah meracuni lima bayi itu. Menurutnya pemberian morpin itu sebagai obat penghilang rasa sakit yang berat dan merupakan bagian dari perawatan.

bayiIlustrasi bayi. (Foto: Pixabay/Rainer Maiores)

Perawat muda yang sudah ditahan belum dituntut secara resmi. Namun ia menghadapi lima dakwaan percobaan pembunuhan, kata jaksa penuntut, Christof Lehr kepada wartawan. Lehr mengatakan, pemberian morpin itu merupakan sesuatu yang sudah direncanakan dan ia menyadari bahwa tindakan itu bisa menyebabkan kematian pada bayi. "Kondsi kejiwaan perawat itu akan diperiksa," ucapnya.

Morpin merupakan jenis narkotika yang oleh rumah sakit dipakai untuk pengobatan rasa sakit parah. Namun overdosis dapat menyebakan kegagalan pernafasan yang bisa mengancam jiwa.

Rumah Sakit Universitas Ulm menyebutkan, intervensi medial cepat, berarti kondisi bayi stabil kembali dalam waktu 48 jam dan mereka bisa bernafas lagi. "Kami sangat menyesalkan peristiwa ini bisa terjadi dan kami dengan tulus meminta maaf kepada orang tua pemilik bayi," kata penjelasan pihak rumah sakit.

Insiden ini mengingatkan kembali kepada kasus Niels Hoegel, seorang perawat Jerman yang dipenjara seumur hidup karena membunuh 85 pasien pada tahun lalu. Hoegel yang diyakini sebagai pembunuh berantai paling produktif di Jerman, membunuh pasien dengan memberikan suntikan mematikan antara tahun 2000 dan 2005 sebelum ia tertangkap. Ia mengakui suntikan dapat menyebabkan gagal jantung.[]


Berita terkait
Bule Jerman di Medan Diadili Karena Isap Ganja
WNA Jerman simpan dan isap ganja diadili di Pengadilan Negeri (PN) Medan.
Turki Ajak Prancis, Jerman, dan Inggris Bahas Suriah
Erdogan akan mengundang para pemimpin Prancis, Jerman dan Inggris untuk membahas Suriah pada Februari 2019 mendatang.
Angela Merkel: Jerman Bagian dari Kejahatan Nazi
Kanselir Jerman mendatangi kamp konsentrasi Nazi di Polandia. Ia mengingatkan Jerman mempunyai tanggungjawab untuk mengingat kejahatan Nazi.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.