Survei LSI Tunjukkan Masyarakat Dukung Pemberantasan Mafia Sepak Bola

Berbeda dengan survei yang umumnya dilakukan, LSI pekan ini menggelar survei tentang sepak bola
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, dalam konferensi pers di Istana Presiden, Jakarta (Foto: Dok/voaindonesia.com/Courtesy)

TAGAR.id, Jakarta – Hasil kajian terbaru Lembaga Survei Indonesia (LSI) mendapati bahwa masyarakat puas dengan kinerja Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), tetapi mayoritas mereka yang disurvei ingin agar PSSI segera membentuk satgas pemberantasan mafia sepak bola. Mengapa demikian? Yudha Satriawan melaporkannya untuk VOA.

Berbeda dengan survei yang umumnya dilakukan, LSI pekan ini menggelar survei tentang sepak bola. Ada berbagai temuan menarik dari kajian kali ini, terkait kinerja PSSI, penyelenggaraan Piala Dunia U-17 dan lainnya; tetapi yang paling signifikan adalah dukungan kuat warga masyarakat kepada PSSI untuk segera membentuk satgas pemberantasan mafia sepak bola.

“Sebanyak 94,1 persen masyarakat setuju atas kebijakan PSSI membentuk Satgas Mafia Bola. Jadi masyarakat kita cenderung bersepakat bahwa mafia sepak bola itu benar-benar harus diberantas dengan hukuman yang berat,” ujar Djayadi Hanan, Direktur Eksekutif PSSI saat dirilisnya hasil survei LSI secara daring hari Minggu, 20 Agustus 2023.

papaan suvei mafia bolaPaparan materi hasil survei LSI terkait sepakbola: Publik dukung pemberantasan mafia bola saat diskusi daring, Minggu, 20 Agustus 2023. (Foto: voaindonesia.com/screenshot materi narasumber)

Pembentukan satgas yang diinisiasi Kapolri Jendral Listyo Sigit Pranowo akhir Juni lalu dan didukung oleh Ketua PSSI Erick Thohir ini bertujuan untuk menciptakan iklim sepak bola Indonesia yang bersih. FIFA telah sejak lama mendorong Indonesia melakukan transformasi dalam manajemen sepak bola, antara lain untuk memberantas pengaturan skor pertandingan dan beberapa temuan kecurangan lainnya.

Pengamat sepak bola, Akmal Marhali mengatakan salah satu pelaku ekosistem sepak bola yang paling sulit ditindak adalah mafia sepak bola.

"Soal mafia bola, hukuman seumur hidup tidak terlibat lagi di sepak bola sudah ada. Namun ada PR bagi pemerintah di mana hukum positifnya belum kuat. Hukuman penjara dan lain sebagainya, kita perlu mendorong punya hukum olahraga yang menjadi payung dalam upaya memberantas mafia bola," jelas Akmal.

Selama ini, upaya pidana pemberantasan mafia bola masih berdasar pada UU No.11 Tahun 1980. Namun Akmal menyebut dalam aturan itu, hukuman yang diberikan masih terlalu ringan dan perlu dikaji ulang.

kapolri sigitPembentukan "Satgas Mafia Bola" diinisiasi oleh Kapolri Jendral Listyo Sigit Pranowo (Foto: voaindonesia.com/Courtesy: Polri)

LSI: 51% Warga Tak Tahu Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U17

Temuan LSI yang menarik lainnya adalah soal penyelenggaraan Piala Dunia U17. Hasil survei yang dilakukan pada 3-9 Agustus 2023 atas 1.220 responden menunjukkan 52 persen responden tidak tahu Indonesia menjadi tuan rumah ajang bergengsi itu, padahal kompetisi itu akan dimulai 10 November mendatang atau kurang dari tiga bulan.

Namun survei ini juga menunjukkan 84,5 persen responden percaya dipilihnya Indonesia menjadi ruan rumah Piala Dunia U-17 adalah karena “efek Erick Thohir” sebagai Ketua Umum PSSI dan pemilik klub sepak bola terkenal di Eropa.

"Responden setuju peran Erick Thohir di Piala Dunia U17 Indonesia 84,5 persen. Sedangkan yang kurang atau tidak setuju sekitar 8,5 persen. Sisanya 7 persen tidak tahu atau tidak menjawab," Djayadi Hanan.

Meskipun demikian 27,1 persen responden berharap besar Indonesia meraih prestasi tinggi di tingkat dunia, dan mencetak atlet sepak bola berkualitas (20,3%), memberantas mafia bola (14,9%), dan PSSI menjadi lebih professional (11,7%). (ys/em)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Satgas Antimafia Bola Sudah Bubar Sejak 2020
Mabes Polri tetap mendukung penuh upaya memperbaiki kualitas Liga Indonesia.