Jakarta, (Tagar 22/3/2019) - Wakil Sekretaris Jenderal Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Jakarta, Girindra Sandino mendorong Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi untuk segera merilis detail informasi terkait survei internal, demi membuktikan bahwa jajak pendapat memang serius ada dan bukan akal-akalan semata.
Menurutnya, penggiringan opini melalui lembaga survei yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, sama saja dengan kebohongan publik, bahkan kejahatan pemilu.
"Jika klaim suvei BPN itu benar-benar ilmiah akademik, tentu dipublikasikan. Tapi hak mereka untuk tidak mempublikasikan," kata Girindra kepada Tagar News, melalui keterangan tertulis. Kamis (21/3) siang.
"Nah, jika lembaga survei itu untuk penggiringan opini yg tidak bisa dipertanggungjawabkan, sama saja melakukan pembohongan publik. Bahkan lebih jauh merupakan bagian dari kejahatan pemilu," imbuhnya.
Lebih lanjut, peneliti dari dari 7 (Seven) Strategic Studies itu juga menilai, jika informasi mengenai survei internal tidak juga kunjung dipublikasikan secara menyeluruh, maka banyak pihak yang akan menuding kalau survei internal hanyalah bentuk kepanikan BPN.
"Ya bentuk manuver yg cenderung panik, untuk meng-counter opini publik yg sudah terpengaruh oleh survei-survei (lain) yang mempublikasikan pemenang pemilu," pungkas Girindra Sandino.
Sementara Juru Debat BPN Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria menampik tudingan kalau survei internal dirahasiakan. Menurutnya, survei internal memang sering dilakukan sebelumnya, tanpa adanya publikasi.
Ketua DPP Partai Gerindra itu juga menegaskan kalau survei internal merupakan bagian dari evaluasi internal, yang telah dilakukan secara berkala.
"Tidak dirahasiakan, tapi memang tidak disampaikan ke publik," katanya kepada Tagar News melalui sambungan telepon, Kamis (21/3) siang.
"Prinsipnya, kita memang selalu ada survei (internal) secara berkala, yang memang tidak pernah dipublikasikan. Karena ini kan memang untuk konsumsi internal," imbuhnya.
Sebelumnya, Koordinator Juru Bicara BPN Dahnil Anzar Simanjuntak mengaku pihaknya telah menggelar survei internal. Dalam survei tersebut, elektabilitas Prabowo-Sandi berada di angka 54 persen, mengungguli Jokowi-Ma'ruf Amin yang berada di angka 40-an persen.
"Hasil survei kami, justru saat ini sudah crossing, Prabowo-Sandi sudah di angka 54 persenan sedang Jokowi 40an (persen)," kata Dahnil lewat pesan singkat yang diterima wartawan, Senin (11/3).
Sayangnya, hingga kini tidak ada kejelasan informasi mendetail terkait metode survei, jumlah koresponden yang disurvei dan di mana saja wilayah yang dijadikan sampel dalam jajak pendapat tersebut. []
Baca juga:
- Elit Demokrat yang Terjerat Kasus Korupsi Besar
- Denny JA, Pencetus Tradisi Baru Survei Indonesia
- SBY Memanjakan Rakyat, Jokowi Menyejahterakan Rakyat
- SMRC, Mengemban Tradisi Survei Opini Publik di Indonesia
- Survei Internal BPN, Sistem Penelitiannya Seperti Apa?