Untuk Indonesia

Surat Pedas Warga Suku Sasak untuk Wishnutama

Pernyataan Wishnutama akan mengubah Toba dan Bali ramah terhadap wisatawan mancanegara muslim, memancing reaksi keras seorang warga Suku Sasak.
Wishnutama. (Foto: Instagram/Wishnutama)

Oleh: Lalu Agus Firad Wirawan

Kepada yang seharusnya bisa lebih terhormat, Sdr. Wishnutama Kusubandio.

Pembantu Pelayan Rakyat Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau singkatnya Menteri Parekraf di mana saja saudara kini beraktifitas, entah itu di kantor Kemenprekraf atau di diskotik...

Assalamualaikum wr. wb.

Sungguh hati saya terkejut dan merasa tak percaya saat membaca headline sebuah media online SindoNews 5 November 2019 dengan judul 'Wishnutama dan Angela Bakal Sulap Toba dan Bali Ramah Wisman Muslim'.

Saya seperti tak percaya Anda dan wakil Anda itu adalah orang-orang Indonesia yang hidup dan dibesarkan di bumi pertiwi bernama Nusantara ini.

Oh ya, perkenalkan nama saya Lalu Agus Firad Wirawan, putra asli Suku Sasak yang dilahirkan dan dibesarkan di lingkungan kampung dengan kehidupan sangat sederhana namun asri bertradisi otentik campuran 2 putri cantik ibu pertiwi, Lombok dan Bali.

Anda sudah melukai jutaan nurani anak bangsa Indonesia terutama saya dan mereka yang sangat paham Bali.

Saya adalah pramuwisata paruh waktu sejak tahun 1990 saat SMA di Bali dulu hingga saat ini. Tak terasa sudah 29 tahun lebih saya meletakkan hobi saya di dunia yang begitu penuh dengan pesona keindahan alam dan tradisi budaya luhur nenek moyang kita bangsa Indonesia!

Dan saya... muslim juga.

Saudaraku Wishnutama,

Ketika Nadiem Makarim menggebrak jajaran Kementerian Pendidikan dengan gaya casual milenialnya yang berkunjung ke daerah, publik Indonesia melihat secercah cahaya terang sembari berharap Nadiem si anak kemarin sore yang punya reputasi 'wow' itu mampu membawa Revolusi Mental di Kementerian strategis tempat kita mempercayakan pembentukan mental anak-anak kita. Semua mungkin setuju, beronggok-onggok masalah pendidikan dengan segala mafia dan korupsinya menunggu Nadiem di sana.

Namun ketika Anda dan wakil Anda yang tampak tak ingin kalah keren dengan gaya Nadiem itu lalu mengeluarkan statemen seperti di judul berita di atas, sesungguhnya Anda sudah melukai jutaan nurani anak bangsa Indonesia terutama saya dan mereka yang sangat paham bahwa di Bali, jantungnya umat Hindu Indonesia itu, toleransi yang dilambangkan dengan keindahan ajaran serta tradisi budaya kasih sayang, cinta dan darma adalah apa yang membuat Bali begitu populer di seantero negeri bahkan hingga mancanegara. Dan itu sudah sejak sangat lama.

Anda boleh cari catatan sejarah di Museum Leiden Belanda tentang betapa tolerannya masyarakat Bali terutama umat Hindu di sana pada semua orang sejak dahulu kala.

Saudaraku Wishnutama,

Dari nama, Anda memakai nama salah satu nama Dewa dalam ajaran Trimurti Hindu yaitu Wishnu. Ia adalah perwujudan atau manifestasi Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa sebagai penjaga kedamaian hidup di dunia dan makhluk ciptaan-Nya. Sayang, pernyataan Anda sama sekali tidak menunjukkan diri Anda sebagai pemakai nama Wishnu.

Saya yang hidup lama di lingkungan umat Hindu Bali ini jadi begitu malu dengan pernyataan Anda itu. Saya belum tahu apakah Anda seorang muslim, tapi semoga Anda bukan. Karena jika Anda seorang Islam seperti saya, sebaiknya segeralah memperbaiki pernyataan Anda atau meminta maaf pada umat Hindu Bali.

Tak tahukah Anda bahwa sejak awal masuknya Islam ke tanah Bali pada awal abad ke-10, raja-raja Bali selalu menempatkan dan memperlakukan umat Islam secara sangat terhormat. Mereka diberi tempat bermukim, bertani hingga beribadah tanpa perlu merasa tertganggu dengan aktivitas umat Hindu di sana.

Ekstremnya Anda bisa lihat dari keberadaan sebuah musala dalam kompleks pura bernama Pura Langgar yang di Banjar Dadia Puri, Desa Bunutin, Kabupaten Bangli Bali. Itu adalah saksi bisu betapa harmoni kehidupan beragama di Pulau Dewata sejak dahulu kala.

Sahabatku Wishnutama,

Beberapa waktu yang lalu, seorang ibu muslim, tamu saya yang berdarah Timur Tengah, berkewarganegaraan Belanda, tiba-tiba menangis tersedu-sedu di hadapan saya. Kami saat itu sedang berjalan di pinggiran Danau Beratan Bedugul di mana tepat dari tempatnya berdiri, di kejauhan tampak kubah sebuah masjid besar yang sedang mengumandangkan azan zuhur sementara di kiri dan kanan masjid itu tampak Pura Ulun Danu seperti mengapit dan berdoa untuk kebaikan yang sama dengan kumandang azan itu.

Si ibu meneteskan air mata dan dengan tersendat berkata pada saya, "Agus... this place is a real paradise. This must be heaven Allah has given to you as a moslem in Indonesia."

(Agus... tempat ini adalah surga yang sesungguhnya. Ini pastilah surga yang diberikan Allah pada kalian muslim Indonesia.)

Ia menangisi "bekas" negaranya yang dulu ia tinggalkan, hancur akibat perang berlatar sekte sebuah agama saja. Islam.

Saudaraku Wishnutama,

Jujur saya jadi tak mengerti apa yang melatari Pak Jokowi menunjukmu jadi pembantunya. Adakah beliau tak tahu kalau Anda cukup tak paham apa dan bagaimana sesungguhnya Bali sehingga dengan kurang ajarnya mengeluarkan pernyataan yang begitu menyinggung kami di Bali ini?

Adakah kiranya Anda punya sebersit catatan fakta yang menunjukkan orang Bali tak ramah pada wisatawan muslim?

Apa masih kurang berartinya bagi Anda, kunjungan Yang Mulia Raja Salman Bin Saud sang penjaga Kota Suci Mekkah sampai memperpanjang waktu menginap di Bali beberapa waktu lalu?

Pernahkah Anda jalan-jalan sore di Pantai Kuta Bali? Di sana Anda bisa saksikan ratusan perempuan Arab bercadar menikmati indahnya Sunset Beach. Mereka tak pernah mengeluh atau merasa terganggu dengan banyaknya bule berjemur dengan tubuh sekadar tertutup bikini, mereka tak pernah juga bilang orang Bali tak ramah pada wisatawan muslim.

Saudara Menteri yang seharusnya terhormat,

Sebagai penutup, izinkan saya membaca pantun pendek untuk menanggapi pernyataan Anda.

"Makan lontong padang tapi tak kuat bumbu sambel."

"Jangan ngomong sembarang kamu sundel."

Sanur, 9 November 2019

Dengan salam dan maaf

*Penulis adalah anggota Bara JP Nusa Tenggara Barat

Surat terbuka ini sebelumnya telah dimuat di akun Facebook Lalu Agus Firad Wirawan, Sabtu, 9 November 2019. 

Baca tulisan lain:

Berita terkait
Wishnutama Jadi Sutradara Video Klip Musik Lagu Anji
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama menjadi sutradara video klip lagu berjudul Aku Percaya milik Anji.
Wishnutama, Menteri Macho dengan Harta Rp 1,45 Triliun
Wishnutama yang berpenampilan macho yang kini adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memiliki harta kekayaan senilai Rp 1,45 trilian.
2 Lembaga Dilebur, Wishnutama: Tidak Mengecilkan Bekraf
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengaku tidak akan mengecilkan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Kenapa?