Surabaya - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melihat adanya potensi gempa bumi di Kota Surabaya. Adanya potensi gempa tersebut, BMKG akan menambah dua sensor gempa.
Kepala BMKG RI, Dwikorita Karnawati mengatakan pihaknya akan menambah dua sensor untuk mendeteksi gempa bumi di Kota Surabaya. Nantinya, dua sensor gempa bumi yang akan dipasang tersebut akan melengkapi 14 sensor yang sudah terpasang.
Sudah cukup. Tetapi begini, dari jumlah itu apabila kita bisa menambah sensor yang ada di mobile phone akan menambah akurasi dan perhitungan
"Kami memasang alat, rencananya tahun ini akan memasang Accelerometer kurang lebih dua. Tahun lalu kami memasang intensity meter 10 sensor, sebelumnya sudah terpasang empat. Gunanya adalah untuk mengukur kekuatan getaran pada dasar bangunan (saat terjadi gempa)," ujarnya saat ditemui di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya, Senin 24 Februari 2020.
Ia mengaku dengan penambahan dua sensor gempa tersebut sudah sangat ideal untuk mendeteksi potensi getaran gempa bumi di Surabaya. Apalagi, saat ini BMKG sudah meluncurkan aplikasi mobile juga sebagai sensor gempa.
"Sudah cukup. Tetapi begini, dari jumlah itu apabila kita bisa menambah sensor yang ada di mobile phone akan menambah akurasi dan perhitungan (kekuatan gempa). Saat inikan kecepatan kami menghitung itu kan antara 3 sampai 5 menit," ucapnya.
Dwikorita mengakui Kota Surabaya mempunyai potensi besar terjadi gempa bumi. Hal itu berdasarkan adanya patahan aktif yang melintasi Kota Surabaya dan sudah diketahui sejak puluhan tahun lalu.
"Hampir seluruh wilayah Indonesia termasuk di Kota Surabaya itu kan berpotensi mengalami getaran gempa bumi. Nah, jadi ada beberapa patahan aktif memang, tapi ini bukan hal baru," tuturnya.
Untuk itu, pihaknya menggandeng Pemerintah Kota Surabaya untuk melakukan pemetaan agar bisa mengetahui seberapa besar potensi gempa bumi di Kota Surabaya.
"Nah untuk bisa mengetahui seberapa besar potensinya, secara lebih akurat maka BMKG mendapat kesempatan bekerjasama dengan Pemkot Surabaya melakukan pemetaan Mikrozonasi gempa," ujar Dwikorita.
Dengan adanya mikrozonasi, BMKG bisa mengetahui secara akurat zona-zona mana saja yang diperkirakan akan mengalami getaran yang lebih kuat dan seberapa besar getaran kekuatannya.
"Sehingga hasil dari pemetaan ini dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk penyempurnaan tata ruang dan juga penyempurnaan standar bangunan tahan gempa di Kota Surabaya," ucap dia. []