Sumur Minyak Meledak, BPBD Aceh Timur Luruskan Jumlah Korban

Sumur minyak meledak, BPBD Aceh Timur luruskan jumlah korban. "Korban meninggal dunia sebanyak 20 orang dan korban luka kritis sebanyak 40 orang," ujar Syahrizal Fauzi.
PENDINGINAN AREA LEDAKAN SUMUR MINYAK: Petugas pemadam kebakaran melakukan pendinginan area ledakan sumur minyak ilegal pasca api padam di Desa Pasir Putih, Rantau Pereulak, Aceh Timur, Aceh, Kamis (26/4). Pendinginan area ledakan dan rumah warga sekitar titik semburan api itu untuk meredam suhu panas dan meminimalisir endapan minyak serta gas yang dapat memicu kobaran api, sekaligus upaya pencarian korban yang tertimbun material pengoboran. (Foto: Ant/Rahmad)

Idi, Aceh, (Tagar 27/4/2018) - Sempat simpang siur keabsahan datanya, Posko Penanggulangan Bencana Kebakaran Sumur Minyak Kabupaten Aceh Timur mengeluarkan data resmi sementara dan sekaligus meluruskan jumlah korban ledakan dan kebakaran. 

Data yang diperoleh pada Jumat (27/4) sekira pukul 08.30 WIB, disebutkan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 20 orang, termasuk salah satunya warga dari Kabupaten Pidie Jaya, sementara 40 warga lainnya mengalami luka kritis.

"Korban meninggal dunia sebanyak 20 orang dan korban luka kritis sebanyak 40 orang," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Timur, Syahrizal Fauzi.

Korban Ledakan Sumur MinyakKORBAN LEDAKAN SUMUR MINYAK: Warga korban ledakan sumur minyak ilegal berada di sebuah bangunan sementara di Desa Pasir Putih, Ranto Panjang Peureulak, Aceh Timur, Aceh, Kamis (26/4). Sedikitnya 55 kepala keluarga atau 198 jiwa pengungsi dampak ledakan dan kebakaran sumur minyak ilegal itu belum mendapat penanganan memadai. (Foto: Ant/Rahmad)

Disebutkan, korban meninggal dunia yaitu Sri Wahyuni (38), Riyana alias Mak Wen (60), Dedi Syahputra (27), Irnawan (45), warga Desa Bhom Lama, Kecamatan Ranto Peureulak.

Muhammad Rafi (38), Ridansyah (32), warga Desa Alue Dua, Kecamatan Ranto Peureulak, Sudaryono (25), warga Desa Alue Bate, Kecamatan Ranto Peureulak.

Selanjutnya, Siti Rahaya (31), Siti Habsah (61), Munazar (30), M Fairuz (23), Rizki Ardiansyah (28), Zainal Abidin (36), Ishaq AB (45), Al Husairi (23), Riki Mulyansyah (23), warga Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, dan Afrizal (35) warga Punti Payong, Kecamatan Ranto Peureulak.

Lalu, Mukhlis Rusli (42), warga Desa Alue Bu, Kecamatan Peureulak Barat, dan M Faisal Rizal (29), warga Kecamatan Peudawa. Sementara korban yang diketahui bernama Adnan Syahputra, tercatat sebagai warga Mutiara, Kabupaten Pidie Jaya.

Korban luka berat sebanyak 40 orang yang dirawat di beberapa rumah sakit di Aceh seperti RSUD Sultan Abdul Azis Syah Peureulak, RSUD Dr Zubir Mahmud Aceh Timur, RSU Graha Bunda Idi dan sebagian juga dirujuk ke RSUD Zainal Abidin Banda Aceh.

Seperti Tak Berpenghuni

Sebelumnya, sumur minyak ilegal milik warga di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, sekitar 40 Km dari jalan nasional Banda Aceh-Medan (Sumut) meledak dan terbakar pada Rabu (25/4) dini hari.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek mengungkapkan sebanyak 198 jiwa penduduk Desa Pasir Putih, Rantau Peureulak, Aceh Timur, masih mengungsi ke daerah lebih aman akibat kobaran api dari semburan gas bumi di sumur minyak setempat.

"Api sudah padam pukul 5.00 WIB tadi, tapi warga masih mengungsi," ujar Teuku Ahmad Dadek melalui telepon seluler di Banda Aceh, Kamis (26/4).

Dia menyebutkan, pihaknya telah mendata, ada 55 kepala keluarga dengan 198 orang yang berdomisili di sekitar lokasi terbakar sumur minyak yang menghanguskan lima rumah warga setempat.

Kelima rumah warga itu milik Siti Hafizah (70), Zainabah (85), Ridwan Hutabarat (40), Maryani (60), dan rumah milik Muhammad Yanis (45) yang ludes terbakar pada Rabu, (25/4).

Ahmad melaporkan, saat ini puluhan rumah di sekitar sumur minyak terlihat kosong dengan pintu dan jendela tertutup rapat, seperti tidak ada berpenghuni.

Sisa-sisa kebakaran, seperti beberapa alat digunakan penyulingan minyak mentah drum dan kendaraan pengangkut roda dua, terlihat hangus terbakar yang saat ini berada di lokasi.

"Sumur minyak terbakar itu, cuma berjarak 30 meter dari rumah. Warga panik, dan mereka lebih memilih selamatkan keluarganya dulu," terang dia.

Bupati Aceh Timur Hasballah HM Thaib menegaskan, penyulingan minyak secara tradisional di wilayah tersebut harus ditutup, karena selain ilegal dan cukup berbahaya bagi keselamatan.

"Penyulingan minyak ilegal ini, harus segera ditutup. Karena kebakaran yang menimbulkan korban jiwa, sudah berulang kali terjadi," tegas bupati ketika meninjau lokasi ledakan dan kebakaran sumur minyak di Ranto Peureulak. (ant//yps)

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.